BOGOR TODAY – Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly memastikan Lapas Gunung Sindur di Bogor, Jawa Barat, sudah siap digunaÂkan untuk membina para terpidana pengedar dan bandar narkotika. DenÂgan keamanan yang super ketat, YaÂsonna meyakini, mereka tidak lagi bisa ‘bertingkah’ atau menghalangi pelangÂgaran hukum.
“Kami sudah ada kesepakatan denÂgan BNN kalau ada bandar yang punya jaringan, kami pindahkan ke Gunung Sindur. Ada kavling yang clear dan aman yang diawasi oleh BNN,†kata Yasonna di Kemenpolhukam, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Saat ini, lanjut Yasonna, BNN seÂdang menyiapkan daftar orang-orÂangnya. Mereka mengidentifikasi dari sejumlah Lapas, seperti di wilayah Nusakambangan dan Lapas Klas 1 CipiÂnang dan Lapas Narkotik Cipinang.
Yasonna menegaskan, pengaÂmanan di lapas Gunung Sindur ini berbeda dengan lapas lainnya. Sebab tamu yang akan mengunjungi terÂpidana harus melewati pemeriksaan ketat, bahkan pemeriksaan oleh anjing pelacak yang dapat mendeteksi berbaÂgai jenis narkoba.
Tamu juga tidak bisa berinteraksi langsung dengan warga binaan, melÂainkan harus melalui kaca pembatas dan sambungan telepon. Kegiatan para napi juga dibatasi. Mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu sendirian di kamarnya masing-masing, sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan napi lainnya.
Napi baru diizinkan keluar dari saat menjalankan aktivitas pada hari-hari tertentu, seperti hari raya. Adapun umat Muslim yang diwajibkan salat tiap harinya, bisa dilakukan dalam kamar. Kegiatan para napi pun akan diawasi oleh para petugas lapas, yang dibantu petugas dari BNN dan kepolisian.
Selain itu, demi pengawasan dan meminimalisir potensi penjaga yang ‘naÂkal’, di dalam lapas akan dipasangi CCTV di setiap blok. “Ini kan saya kira pasti ada satu dua. Tapi mereka tau resikonÂya. CTV ini nanti akan tersambung ke layar di kantor saya,†tandasnya.
(Yuska Apitya)