alfian mujani 240DISKUSI dengan te­man lama selalu me­nyenangkan. Apalagi jika teman tersebut su­dah lama tak bertemu, sekalinya bersua sudah berubah ke arah yang lebih maju, lebih baik, dan lebih kaya. Ada sesuatu yang berharga dan membuat kita bisa belajar tentang kehidu­pan yang tak pernah kita temukan teorinya.

Dalam diskusi yang terjadi kemarin, se­orang teman pengusaha yang pada tahun 1998 silam sudah berjaya di bisnis properti, dia berkisah mimpi buruknya jatuh terpuruk sebagai pengusaha. ”Saya uang untuk ma­kan aja susah. Sehari bisa makan sekali su­dah untung,” katanya.

Pengalaman pahitnya jatuh dari puncak kejayaan, membuat teman yang satu ini berubah total. Dulu dia pemarah dan tu­kang berkelahi. Temannya minuman beral­kohol dan turunannya. Kini meski dia sudah kembali berjaya, justru lebih religius, gemar berbagi dan membantu sesama. “Perjalanan hidup yang saya lalui mengajarkan bahwa orang yang berhak disebut kaya ternyata bukan mereka yang begelimang harta, tetapi orang kaya adalah mereka yang mau mem­bagikan sebagian hartanya kepada orang lain yang membutuhkan seperti anak yatim piatu, kaum duafa dan semacamnya,” ujar sahabat yang telah sukses belajar dari ke­bangkrutan itu.

============================================================
============================================================
============================================================