BOGOR, TODAYÂ – Rumah Tidak layak Huni (RTLH) masih menjadi momok bagi pemerintah Kabupaten Bogor. Di KecaÂmatan Leuwiliang saja, masih ada 2.047 rumah bilik yang tersebar di 11 desa.
Dari total 2.992 RTLH, Desa Karehkel menjadi pengoleksi RTLH terbanyak denÂgan 448 unit dan baru terealisasi 383 unit hingga 2015 ini. Sementara desa yang suÂdah tuntas RTLHnya adalah Desa LeuwilÂiang yang hanya memiliki 70 RTLH.
“Kan anggarannya terbatas dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Pokoknya setiap rumah itu mendapat jatah Rp 10 juta untuk rehabilitasi. Kalau yang di Desa Leuwiliang itu, memang sengaja kami doÂrong percepatannya pada 2014 lalu,†ujar Camat Leuwiliang, Chairuka Judhyanto, Senin (14/9/2015).
Untuk tahun 2015, Kecamatan LeuwilÂiang mendapat jatah 300 unit RTLH yang keseluruhan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) KabuÂpaten Bogor.
Desa Karyadari yang memiliki total RTLH 355 unit, baru terealisasi 115 unit. Kemudian Desa Pabangbon 275 unit, teÂrealisasi 90 unit, Desa Karacak 271 unit, terealisasi 65 unit, Desa Puraseda 321 unit, terealisasi 90 unit, Desa Cibeber I 140 unit, terealisasi 65 unit, Desa Cibeber II 287 unit, terealisasi 65.
Masih ada Desa Barengkok dengan 392 unit RTLH telah terealisasi 70 unit, Desa Purasari 236 unit, terealisasi 140 dan Desa Leuwimekar 197 unit, terealisasi 110 unit.
Kecamatan Leuwiliang sendiri menÂjadi tuan rumah MTQ Tingkat Kabupaten Bogor mulai 27 hingga 20 Oktober menÂdatang.
Chairuka sendiri mengaku, untuk penginapan para peserta menggunakan rumah-rumah warga setempat yang meÂmiliki kamar kosong dikediaman masing-masing.
(Rishad Noviansyah)