JAKARTA, TODAY — Satu lagi edaran dikeluarkan oleh MenÂteri Riset Teknologi dan PendiÂdikan Tinggi (Menristek-Dikti), Mohammad Nasir. Bekas RekÂtor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini menyeÂbaredaran terkait larangan keÂlompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) tidak boleh masuk kampus.
“LGBT ini tidak sesuai dengan tataran nilai dan kesusilaan bangsa Indonesia. Saya melarÂang. Indonesia ini tata nilainya menjaga kesusilaan,†kata Nasir, Minggu (24/1/2015) pagi.
Nasir berkomentar menanggapi keberadaan Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) di kampus Universitas Indonesia (UI) yang menawarkan konselÂing bagi kelompok LGBT. Dia menegaskan LGBT tak boleh masuk di kampus-kampus. “Saya melarang di semua perguruan tinggi di Indonesia yang berada di bawah Kemenristek Dikti,†tegasnya.
Dijelaskan Nasir, dirinya telah mengÂhubungi Rektor UI ketika keberadaan SGRC di kampus tersebut ramai diperbincangkan. “Ternyata mereka (UI) pun melarang dan menyebut itu enggak ada izinnya,†ucapnya.
Pihak UI telah menegaskan bahwa SGRC yang memberikan konseling bagi LGBT ini bukan merupakan bagian dari UI. Pusat stuÂdi itu tidak pernah minta izin kepada pihak yang berwenang di UI.
Kepala Humas dan KIP UI, Rifelly Dewi Astuti. mengatakan UI sudah mengeluarkan pernyataan resmi tentang aktivitas kelomÂpok SGRC. Dia menyebut, para pengurus SGRC akan dimintai keterangan oleh pihak rektorat terkait kegiatan mereka yang menÂgatasnamakan UI dan mencantumkan lamÂbang makara di logo mereka.
“Sedang dipanggil sama Direktur KemaÂhasiswaan. Ini kan harus disikapi dengan biÂjak, dibahas dengan musyarawah dan dicari titik temunya,†ucap Rifelly.
Berikut pernyataan lengkap dari UI terkait aktivitas kelompok SGRC:Sehubungan dengan sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri sebagai SGRC (Support Group and ReÂsource Center On Sexuality Studies), Kantor Humas dan KIP Universitas Indonesia (UI) meluruskan hal-hal sebagai berikut :