BOGOR, TODAYÂ – Wakil KetÂua Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, TB Soemandjaja, gencar menyelanggarakan acara sosialisasi empat pilar kebangsaan kepada masyaraÂkat. Mahasiswa di Kota Bogor, Sabtu (5/12/2015) mendapat giliran kunjungan.
Merujuk pada UU Nomor 42 Tahun 2014 Tentang MPR, salah satu berbunyi, menÂgoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Pancasila.
Soemandjaja menÂgatakan, sesuai dengan aturan UU no 17 tahun 2014 yang dirubah UU Nomor 42 tahun 2014 pasal 11 MPR ini ditugasi untuk memasyaraÂkatkan pilar MPR ini.
“Sosialisasi dilakukan segmentatif, pertama untuk anggota dahulu. Kemudian untuk pejabat eselon I, terÂmasuk TNI Polri untuk perwira menengah, kemudian untuk kalangan guru atau PGRI, maÂhasiswa dan pelajar serta masyarakat u m u m , †jelasnya, di Kecamatan Tanahsareal.
‘’Di sinilah arti penting sosialisasi yang dimaksudÂkan sebagai upaya pembelajaran bagi maÂsyarakat, yaitu untuk memÂperoleh pengetahuan yang memadai tentang konstitusi, serta dinamika ketatanegaraÂan. Agar masyarakat semakin siap menjawab tantangan-tantangan ke depan,’’ lanjutÂnya.
Ketua Fraksi PKS MPR RI itu, menjelaskan, ada berbÂagai cara mensosialisasikan empat pilar kebangsaan, namun untuk mahasiswa biasanya dengan dengar pendapat. Banyak metodÂenya untuk sosialisasi empat pilar ini, seperti untuk kaÂlangan seni budaya ada cara lain lagi. “Dampaknya belum terukur, karena ini berkaitan dengan spiritual dan ideoloÂgi, sikap mental serta moral juga nantinya akan terlihat,†akunya.
Menurut Soemandjaja, pada dasarnya soÂsialisasi emÂpat pilar adalah tugas ekseÂkutif, MPR melakukan kaÂjian dimasyarakat jika ada kemerosotan atau kemunÂduran terhadap nilai-nilai ini. Karena tidak ada lagi mata pelajaran pancasila saat ini. Ia menambahkan, seharusnÂnya pancasila lebih diperdenÂgarkan. “Pancasila itu dasar negara, jangan sampai makÂna dari sila-sila pancasila kita tidak mengerti,†tegasnya.
“Mirisnya lagi, ada cerita unik di satu daerah yang tiÂdak bisa saya sebutkan, ada seleksi Kepala Desa, lebih dari 60 persen mereka tidak hafal pancasila. Bagaimana penyelenggara pemerintahÂan tidak mengerti pancasila,†tambahnya.
Lebih lanjut, ada dua badan yang melakukan sosÂialisasi ini, badan pengkajian dan badan sosialisasi yang fokus di masyarakat serta di wilayah kampus-kampus. Untuk mahasiswa di Kota Bogor sejauh melakukan denÂgar pendapat, animo para mahasiswa sangat antusias, mereka masih hafal pancasila dan pembukaan UUD 1945. Dalam diskusi para mahaÂsiswa cukup kritis, serta tidak sungkan bertanya ideologi.
“Saya sampai kewalaÂhan, jika tidak ada batas waktunya, bisa sampai sore saya ngobrol dengan mahaÂsiswa. Sosialisasi ini dibiayai oleh APBN dan wajib bagi anggota MPR menyampaiÂkan sosialisasi empat pilar kebangsaan,â€tutupnya.
(Rizky DewantÂara/Inten/Nadya)