Harapan warga Desa Selopanggung ini disÂampaikan Mohamad Zairi, bekas Kepala Desa Selopanggung yang juga panitia pembongkaran makam terduga Tan Malaka kepada Menteri Sosial Khofifah Indar ParÂawansa. Menurut Zairi, momentum saat ini sangat pas untuk melakukan pemugaran makam Tan Malaka yang terasing di lereng Gunung Wilis. “Saya yakin Ibu Menteri tergugah karena memiliki kedekatan sosial dengan masyarakat Kediri dan Tan Malaka,†kata Zairi, kemarin.
Dia menjelaskan sejak dibongÂkar oleh keluarga Tan Malaka pada 12 September 2009 lalu, hingga kini kondisi makam dibiarkan begitu saja. Tak ada nisan ataupun banguÂnan permanen di makam itu sebagai penanda. Sebagai ancar-ancar, seÂorang warga meletakkan batu cukup besar di dekat makam.
Zairi mengeluhkan sikap PemerÂintah Kabupaten Kediri yang hingga kini sama sekali tak tergerak melakuÂkan perawatan tempat-tempat berseÂjarah. Bahkan sejak menjabat kepala desa beberapa tahun lalu, hingga kini Zairi tak melihat adanya respon pemerintah kepada makam itu. “Kami hanya berharap pada Menteri Sosial untuk memugarnya,†katanya.
Makam Tan Malaka di lereng GuÂnung Wilis dalam kondisi tak terurus. Selain dikelilingi belukar, makam yang berada di komplek pemakaman desa itu masih menjorok ke bawah dan jauh dari jalan desa. Dibutuhkan upaya keras untuk menuruni lereng yang melewati sungai kecil untuk mencapai makam tersebut.
Kepala Bagian Humas PemerinÂtah Kabupaten Kediri Haris Setiawan mengaku pemerintah daerah belum memiliki rencana melakukan pemuÂgaran makam Tan Malaka di Desa Selopanggung. Hingga kini pemerÂintah masih menunggu hasil kajian tim sejarawan dalam melacak kebeÂnaran makam tersebut.
Pemerintah juga berdalih uji DNA yang dilakukan keponakan Tan Malaka beberapa taÂhun lalu belum keluar. “Kami masih kaji dulu dan tunggu penÂetapan Balai Pelestarian PeninggaÂlan Purbakala,†kata Haris.
Sikap berbeda dilakukan PemerÂintah Provinsi Sumatera Barat yang berencana mengalokasikan angÂgaran untuk pemeliharaan rumah kelahiran Tan Malaka. Pejabat GuÂbernur Sumatera Barat Reydonnyzar Moenek dalam wawancaranya denÂgan Tempo mengatakan Tan Malaka memiliki kontribusi besar dalam mewujudkan bangsa ini. “Kami mendorong bagaimana Tan Malaka mendapatkan tempat yang baik di mata masyarakat Minang dan duÂnia,†katanya di Padang.
Karena itu dia akan mengajak pemerintah kabupaten/kota dan DPRD untuk serius merawat rumah kelahiran Tan Malaka. Rumah gaÂdang tempat kelahiran Tan Malaka ini masih berdiri di Nagari PanÂdan Gadang, Kabupaten LimapuÂluh Kota, Sumatera Barat. Rumah berukuran 12 x 8 meter itu terlihat reot.
OLEH: RISHAD NOVIANSYAH
[email protected] (net)