Untitled-14PERUSAHAAN penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines bakal hidup lagi. Maskapai milik BUMN ini ditutup pada era Meneg BUMN Dahlan Iskan lantaran tak kunjung mampu mengatasi kerugian.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Bangkrutnya Merpati Nusantara Airlines ini memang sangat tragis dan ironis. Sebagai perusahaan perintis, Merpati memiliki jalur penerbangan yang sangat luas. Kawasan timur Indonesia merupakan rute penerbangan yang dikua­sai Merpati. Ironisnya, Merpati justru kalah bersaing oleh pe­rusahaan penerbangan pen­datang baru milik swasta sep­erti Lion Air dan Sriwijaya.

Setela mengalami kevaku­man lebih dari satu tahun, Merpati Airlines mulai dil­irik beberapa investor asing. Ada beberapa investor sudah menyatakan minat untuk menghidupkan maskapai PT Merpati Nusantara Air­lines (Persero). ‘’Investor tersebut datang dari Er­opa hingga China,’’ kata Deputi Bidang Restruk­turisasi dan Pengemban­gan Usaha BUMN, Aloysius K. Ro di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (1/3/2016). “Yang dulu itu ada dua, ada dari China lalu ada yang konsor­sium dari Eropa dengan lokal, tapi kita belum oke, kita minta sabar,” tambah Aloy.

BACA JUGA :  Cara Membuat Sayur Ketupat Betawi Pepaya Muda Anti Gagal

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum menindaklan­juti tawaran tersebut. Kementerian BUMN terlebih dulu akan mengurus kelengkapan izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) seperti izin rute hingga izin operasi (Air Operator Certificate/AOC). “Kemu­dian yang baru harus berusaha un­tuk menghidupkan kembali izin-izin operasional dari Kemenhub,” tam­bahnya.

Sejalan dengan pengurusan izin di Kemenhub, Kementerian BUMN meminta restu Komite Privatisasi un­tuk menyelamatkan Merpati. “Kan kalau privatisasi itu sudah di menko suratnya, sekali menko sudah tanda tangan kita launching, kita undang mau dari mana saja kita undang,” tambahnya.

BACA JUGA :  Menu Tanggal Tua, Kacang Panjang Tumis Telur yang Murah dan Praktis

Setelah perizinan operasi dan re­stu pemerintah dikantongi, Kement­erian BUMN baru akan menawarkan Merpati kepada investor secara ter­buka. Meski membuka kesempatan bagi investor asing, Kementerian BUMN tidak melepas 100%.

“Kalau dari luar itu di bawah 50%, kalau dari dalam itu boleh lebih di atas 50%. Kita siap sampai nol, silah­kan ke swasta semua,” sebutnya.

Untuk proses menghidupkan Mer­pati, Kementerian BUMN melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) menyiapkan dana segar Rp 150 mili­ar. Dana segar dipakai untuk modal kerja awal sebelum ditawarkan ke investor.

“Lalu uang Rp 150 miliarnya dari total Rp 500 miliar kan, kita pakai untuk segala macem seperti biaya atau modal awal kalau sudah mulai surviving,” tuturnya.

============================================================
============================================================
============================================================