PERUSAHAAN penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines bakal hidup lagi. Maskapai milik BUMN ini ditutup pada era Meneg BUMN Dahlan Iskan lantaran tak kunjung mampu mengatasi kerugian.
Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
Bangkrutnya Merpati Nusantara Airlines ini memang sangat tragis dan ironis. Sebagai perusahaan perintis, Merpati memiliki jalur penerbangan yang sangat luas. Kawasan timur Indonesia merupakan rute penerbangan yang dikuaÂsai Merpati. Ironisnya, Merpati justru kalah bersaing oleh peÂrusahaan penerbangan penÂdatang baru milik swasta sepÂerti Lion Air dan Sriwijaya.
Setela mengalami kevakuÂman lebih dari satu tahun, Merpati Airlines mulai dilÂirik beberapa investor asing. Ada beberapa investor sudah menyatakan minat untuk menghidupkan maskapai PT Merpati Nusantara AirÂlines (Persero). ‘’Investor tersebut datang dari ErÂopa hingga China,’’ kata Deputi Bidang RestrukÂturisasi dan PengembanÂgan Usaha BUMN, Aloysius K. Ro di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (1/3/2016). “Yang dulu itu ada dua, ada dari China lalu ada yang konsorÂsium dari Eropa dengan lokal, tapi kita belum oke, kita minta sabar,†tambah Aloy.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum menindaklanÂjuti tawaran tersebut. Kementerian BUMN terlebih dulu akan mengurus kelengkapan izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) seperti izin rute hingga izin operasi (Air Operator Certificate/AOC). “KemuÂdian yang baru harus berusaha unÂtuk menghidupkan kembali izin-izin operasional dari Kemenhub,†tamÂbahnya.
Sejalan dengan pengurusan izin di Kemenhub, Kementerian BUMN meminta restu Komite Privatisasi unÂtuk menyelamatkan Merpati. “Kan kalau privatisasi itu sudah di menko suratnya, sekali menko sudah tanda tangan kita launching, kita undang mau dari mana saja kita undang,†tambahnya.
Setelah perizinan operasi dan reÂstu pemerintah dikantongi, KementÂerian BUMN baru akan menawarkan Merpati kepada investor secara terÂbuka. Meski membuka kesempatan bagi investor asing, Kementerian BUMN tidak melepas 100%.
“Kalau dari luar itu di bawah 50%, kalau dari dalam itu boleh lebih di atas 50%. Kita siap sampai nol, silahÂkan ke swasta semua,†sebutnya.
Untuk proses menghidupkan MerÂpati, Kementerian BUMN melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) menyiapkan dana segar Rp 150 miliÂar. Dana segar dipakai untuk modal kerja awal sebelum ditawarkan ke investor.
“Lalu uang Rp 150 miliarnya dari total Rp 500 miliar kan, kita pakai untuk segala macem seperti biaya atau modal awal kalau sudah mulai surviving,†tuturnya.