12145039_1620041081578501_958253114_nTeh sudah menjadi minuman yang digandrungi masyarakat Indonesia sejak dulu. Selain rasanya yang khas, minuman ini juga dinilai memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh. Terlebih, jika teh tersebut dikombinasikan dengan susu. Penikmatnya pun makin luas. Tak hanya didominasi orangtua, kini kawula muda dari berbagai latar belakang mulai doyan menyeruput minuman jenis ini. Lantaran pasarnya yang besar, tidak heran banyak orang mencari peruntungan dari bisnis minuman teh. Salah satunya yang dilakukan pemuda asal Bogor, Rajjiv Jusufi, yang menghadirkan milk tea dengan brand Mond Mylk. Seperti apa?

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Permintaan terhadap minuman instan se­makin meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat . Pertumbuhan permintaan ini praktis menjadi peluang pasar yang menggiurkan­Salah satu minuman inst an yang tengah digandrungi saat ini adalah minuman teh susu (milk tea) yang dikemas dalam botol plastik .

Minuman ini semakin berkem­bang di Bogor dan telah menjadi gaya hidup yang melekat di semua kalangan, karena dapat dengan mudah didapatkan dan dibanderol dengan harga yang relatif ter jang­kau.

Saat ini, milk tea tampil lebih variatif dan inovatif dengan variasi rasa dan kemasan yang unik, se­hingga membuat penggemar tak pernah bosan, bahkan semakin meningkat. “Kami memulai ter­jun ke bi snis milk tea sejak Feb­ruari 2015 lalu. Namun, awalnya hanya dalam bentuk gelas untuk dinikmati di cafe Toastea ini. Sei­r ing permintaan konsumen yang menginginkan minuman praktis, akhirnya kami coba buat jeni s pre­miumnya dalam kemasan botol dengan nama Mond Mylk sejak dua bulan lalu,” ungkap Rajjiv ke­pada BOGOR TODAY, kemarin.

Respon pasar rupanya bagus. Dalam sehari Rajjiv mampu me­produksi Mond Mylk sebanyak 200 botol . “30-50 persen dari jumlah itu merupakan pelang gan tetap. Awalnya kami menempatkan seg­mentasi untuk Mond Mylk adalah pelajar dan mahsasiswa, tapi ma­kin ke sini justru orang kantoran banyak yang pesen. Ada juga st af dan dosen di salah satu perguruan tinggi,” kata dia.

Ia menambahkan, sejauh ini masih fokus memasarkan via on­line at au delivery order. “Menin­gkatnya permint aan Mond Mylk karena didukung gaya hidup dan pola hidup sehat masyarakat. Orang kita juga maunya yang prak­tis dan nggak mau buang waktu Cuma untuk beli minuman. Akh­irnya mereka pilih delivery order,” ungkapnya.

Untuk outlet, Mond Mylk se­mentara ini hanya bi sa di dapat di Toastea, Jalan Cidangiang ( be­lakang Botani Square). “Kalau me­mang misalnya bi sa benar-benar bagus pasarnya, saya coba masuk ke koperasi di setiap perusahaan karena ini cocok untuk pekerja kantoran. Minimarket memungkin juga untuk kita jajaki ke depan­nya,” tandas dia.

Mond Mylk sendir i tersedia dalam dua ukuran, yakni 250ml yang dibanderol Rp12 ribu dan 500ml Rp18 ribu. Mengenai rasa, pihaknya menawarkan enam var­ian, seperti hazelnut, royal cho­clate, green te a, thai tea, mocca dan taro. “Kalau suhu ruangan hanya mampu bertahan enam jam. Tapi kalau disimpan di kulkas bisa bertahan 6-7 hari,” katanya.

Rajjiv percaya jika minuman kemasan yang diusungnya bisa sukses di pasaran dan tidak akan terpengaruh musim. “Kenapa pil­ih milk te a, karena ini minuman dan sudah semacam kebutuhan. Kalau yang lain seperti keu cubit , sosis bakar itu saya lihat musiman. Awalnya booming tapi sekarang udah nggak terlalu,” tandasnya.

(Apriyadi Hidayat)

============================================================
============================================================
============================================================