SUASANA lantai 2 Botani Square mendadak hiruk pikuk, Sabtu hingga Minggu(27/12/2015) kemarin. Pasalnya, Bogor Mosaic Competition kembali digelar di salah satu mal terbesardi Kota Bogor itu. Saat acara digelar, tidak ada peserta yang memainkan gadget atau smartphone miliknya. Mereka fokus pada small brick.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Memang itulah visi misi yang ingin ditonjolkan Pemerintah Kota Bogor bersama LOZ Indonesia dan Harian Bogor Today, yang mulai khawatir dengan semakin bergantungnya anak di bawah umur pada kecanggiÂhan gadget. Dengan mengusung tema ‘Hari Anak Tanpa Gadget’.
Walikota Bogor, Dr Bima Arya Sugiarto yang hadir di acaÂra puncak Minggu (27/12/2015), menginginkan helatan semacam ini agar digelar rutin. Ia pun tidak menyalahkan anak-anak yang geÂmar dengan gadget.
“Saya tidak menyalahkan anak yang suka dengan gadget. Tapi, harus ada batasnya. KareÂna permainan yang dilomÂbakan seperti tidak hanya untuk senang-senang, tapi juga mampu melatih asÂpek kognitif, apektif, dan psikomotorik anak dengan lebih signifiÂkan,†kata Bima kepada Bogor Today.
Bima juga dikejutkan dengan suguhan kue ulang tahun persembahan tim paÂnitia. Ia pun mengakui ulang tahun ke-43-nya ini yang pertama dirayakan disebuah mal dan disaksikan ratusan pasang mata warga Bogor. “Baru kali ini saya ulang tahun di mal,†singkatnya sambil tersenyum.
Sang istri, Yane Ardian pun semrinÂgah dengan kegiatan ini. Wanita cantik yang bertindak sebagai Ketua PengÂgerak PKK Kota Bogor ini merupakan penggagas Hari Anak Tanpa Gadget.
“Ternyata banyak orangtua yang mulai menyadari pentingnya permainÂan kreatif ini. Selama ini, banyak anak-anak kita yang terlalu asyik bermain dengan dunia video game serta mainan lain yang memiliki banyak efek negatif. Kini, saatnya orangtua mulai bijak meÂmilah mainan anak yang positif,†ujar Yane.
Gelaran kali ini terbagi menjadi tiga segmen atau kategori utama. Kategori pertama berisi tantangan menyusun salah satu lambang Kota Bogor, yakni Tugu Kujang dan kategori kedua meÂnyusun siluet wajah Bima Arya, dan kategori ketiga Chrismas Bear.
Menyususn Tugu Kujang kategori A dimenangkan Rayhan Dwi Sakha seÂbagai juara pertama disusul Jonatahan juata kedua dan Yudhistira. Kemudian Tugu Kujang Kategori B memunculkan Fatif Hafizhuddin sebagai juara pertaÂma, juara kedua Daril Navaro dan Daffa Aryana Putra sebagai juara ketiga.
Sementara untuk tantangan menyuÂsun siluet wajah Bima Arya, juara perÂtama diraih Danur Hadid, juara kedua milik Dias Yudhistira, dan juara ketiga Darlene.
SeÂm e n Âtara kategori Christmas Bear, juara satu diraih Yaafi Erqinan, disusul juara dua Riza Fakhri, dan juara tiga Samuel GraÂzia dan juara favorit, SherÂren.
Masing-masing juara mendapatkan hadiah uang tunai Rp 750 ribu untuk juara pertama, Rp 500 ribu juara kedua dan Rp 250 ribu untuk juara tiga. Selain itu, pemenang juga mendapat souÂvenir berupa satu set brick besar dari LOZ Indonesia, piala Walikota Bogor.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Edgar Suratman pun menÂgapresiasi gelaran ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini mampu menÂdorong anak-anak di Kota Hujan belajar lebih teliti dan mampu mengembangkan kreatifitasnya.
“Kan menyusun brick itu buÂtuh ketelitian. Tapi anak-anak ini hebat. Mereka bisa menyuÂsunnya dengan baik dan mau berusaha untuk menyeleÂsaikannya tepat waktu dan presisi,†kata Edgar saat membuka event yang telah digelar dua kali di Kota Bogor ini.
(Rishad NoÂviansyah)