foto-persib-bandung-vs-pbfc-piala-presiden-2015-SIM_9982vBANDUNG, Today – Satu tiket semifi­nal Piala Presiden sudah diraih oleh Persib Bandung setelah menyingkir­kan Pusamania Borneo FC.

Manajer Persib, Umuh Muchtar pun menyebutkan bahwa pasukan­nya sanggup menunjukkan mental juara mereka di saat krusial.

Tampil tergesa-gesa di babak pertama, skuat arahan Djajang Nur­jaman itu langsung berubah total selepas jeda. Ketenangan mereka pun berbuah 2 gol lewat finishing akurat Konate Makan dan Zulham Zamrun.

“Di sini punggawa saya menunjuk­kan bahwa Persib punya tren juara. Waktu 1-0 saya bilang tidak ada yang panik, semua harus dihadapi dengan ketenangan dan semangat tinggi,” ujar Umuh.

Umuh mengaku bahwa dia sendiri yang menginstrusikan Firman Utina dan kawan-kawan untuk lebih kalem dalam melancarkan serangan.

Dan terbukti skema yang tertata, plus hadirnya Ilija Spasojevic, men­gubah jalannya pertandingan. Meski begitu dia juga memuji performa anak-anak Samarinda yang sanggup meladeni permainan Persib di hada­pan puluhan ribu bobotoh.

“Saya bilang permainan yang kalian kuasai, tapi mereka terburu-buru. Insya Allah karena izin Allah, di sini dibuktikan bahwa Persib bisa meredam lawan. Saya bangga dan puji PBFC, dia memang main bagus,” lanjutnya.

Hasil positif yang diraih Persib pun membuat Umuh mesti menepati janjinya sebelum pertandingan. Dia menyebutkan siap menggelontor­kan uang untuk bonus awak Maung Bandung, ditambah match fee dari promotor, Mahaka Sport and Enter­taiment, di setiap laga.

BACA JUGA :  Daftar Pebulu Tangkis Indonesia di Spain Masters 2024, Berikut Hasil Drawing

“Saya sudah siapkan bonus yang luar biasa untuk pemain. Udah jelas kita juga dapat kemudahan dari Ma­haka,” tukasnya.

Sementara itu, Penggawa PERS­IB mendapat jatah libur satu hari setelah memenangkan pertandingan kedua babak delapan besar Piala Presiden 2015, di Stadion Si Jalak Ha­rupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (26/9/2015) kemarin malam.

Hari ini pemain pun punya kesem­patan untuk bermanja-manja dengan keluarga atau sahabat. Mereka kem­bali berlatih lagi, Senin (28/9/2015) sore.

Latihan diperuntukan persiapan menghadapi babak semifinal, yang rencananya digelar 3 Oktober. “Kem­bali berlatih besok. Hari ini tim dibe­baskan,” kata pelatih PERSIB Djad­jang Nurdjaman.

Pertandingan kedua babak dela­pan besar kemarin, PERSIB menang atas Pusamania Borneo FC dengan skor 2-1.

Pada pertandingan pertama se­belumnya, Maung Bandung dipaksa menyerah 3-2 dari Pusmania di Stadi­on Segiri, Samarinda. Secara keselu­ruhan agregat gol 4-4, tetapi PERSIB memiliki gol tandang lebih baik den­gan mencetak dua gol.

Pada babak semifinal, lawan PERSIB diketahui setelah drawing, rencananya akan digelar setelah laga babak delapan besar yang memper­temuan Persebaya United kontra Sri­wijaya FC dan Arema Indonesia kon­tra Bali United Pusam, hari ini.

Laga Kandang Berjalan Baik

General Coordinator Panpel PERS­IB Budhi Bram Rachman bersyukur semua pertandingan fase grup dan babak delapan besar berjalan lan­car. Ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, dari mulai ke­amanan, bobotoh dan yang lainnya atas kerjasamanya selama ini.

BACA JUGA :  Fabio Quartararo Beri Sinyal Hengkang dari Yamaha

“Alhamdulillah laga berjalan ses­uai dengan harapan, penonton juga berlaku sportif. Saya berterimakasih atas kerjasamanya kepada semua pi­hak yang telah ikut menyukseskan pertandingan kandang PERSIB,” kata Bram.

Ia tidak menutup mata jika selama pertandingan kandang, termasuk pertandingan kedua babak delapan besar Piala Presiden 2015, saat men­jamu Pusamania Borneo FC, masih ada yang harus dibenahi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah untuk per­tandingan kandang mendatang.

Salah satu contohnya adalah aksi-aksi kurang terpuji yang dilakukan su­porter kepada tim tamu. Bram men­gaku aksi yang dilakukan bobotoh adalah imbas dari psywar Pusamania.

Bahkan pihaknya pun menyiapkan kendaraan Baraccuda untuk mem­bawa pulag para pemain Pusamania.

Catatan untuk perbaikan kede­pan, menurutnya, adalah masih ad­anya yang menyalakan flare. Namun, ia pun cukup bangga karena flare cepat dimatikan setelah ada kesada­ran dan mulai tumbuhnya rasa saling menjaga antarbobotoh.

“Itu harusnya tidak terjadi, kalau begitu ada denda, saya tidak tahu dendanya seperti apa dan bagaima­na proses serta mekanismenya, ting­gal menunggu dari Mahaka (promo­tor) saja,” pungkasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================