Untitled-13HASIL sidak Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman ke beberapa perusahaan penggemukan sapi (feedloter) kian memperkuat dugaan adanya praktik kejahatan ekonomi yang dilakukan para eksportir sapi. Mereka memainkan harga dengan cara menyembunyikan sapi-sapi yang sudah siap potong.

RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Karena itu, sangat masuk akal jika Mentan Amran memaksa para perusahaan penggemukan sapi me­lepas stoknya agar tak ada kelangkaan daging sapi di pasar. Selain itu, Amran juga mendesak harga daging sapi bobot hidup feedloter turun jadi Rp 38.000/Kg dari rata-rata Rp 40.000- 42.000/Kg.

“Masyarakat kami harap tenang, owner feedloter turunkan harga hari ini. PT TUM dari Rp 45.000/kg sudah turun Rp 38.000/kg,” tegas Amran di depan pemilik feedloter di kawasan Cianjur, Jumat (14/8/2015).

Kamis, Mentan sempat mendatangi perusahaan feedloter PT Tanjung Ung­gul Mandiri (PT TUM) di Teluk Naga, Tangerang, Banten yang punya stok 21.000 ekor. Kemarin Amran sidak ke feedloter milik PT Pasir Tengah di Cikalong, Cianjur, Jawa Barat, yang ternyata memiliki 13.000 ekor.

Di PT Pasir Tengah, Amran mendapatkan penjelasan dari pemilik feedloter bernama Suryatmi, bahwa telah dilepas ke pasar sebanyak 1.500 sapi siap potong sejak 1 Agustus 2015. Selain itu, harga yang dijual untuk sapi bobot hidup di feedloter ini Rp 40.000/Kg. “Masih tinggi itu. Turunkan. Per bu­lan keluar 3.000 ekor. Berarti 4 bulan 12.000 ekor,” seru Amran. “Bisa siap. Turun dari Rp 40.000/kg. Mentan minta harga,” jawab Suryatmi di depan Amran.

Di depan Suryatmi, Amran meng­ingatkan bagi feedloter yang menahan stok akan kena sanksi pidana, termasuk menaikkan harga yang tak wajar. Menu­rut Amran, sebelum puasa, sebuah feed­loter milik BUMN mampu menjual dag­ing sapi bobot hidup Rp 30.000/Kg.

“Kalau ada yang kartel dan Kapolri nyatakan itu benar. Itu yang akan kami ambil tindakan. Stok sapi 158.000 tam­bah 50.000 ekor, cukup 4 bulan. Jabo­detabek butuh 40.000 ekor per bulan,” kata Amran.

BACA JUGA :  Sirkuit Rumpin Bakal jadi Semi Mandalika, Rampung Tahun 2025

Stok Masih Cukup

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat stok sapi di kandang peru­sahaan penggemukan sapi (feedloter) masih di atas 100.000 ekor. Rata-rata kebutuhan per bulan sebanyak 60.000 ekor di tiga wilayah yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jabar.

Menurut data stok sapi dari Asosiasi Pengusaha Feedlot Indonesia (APFIN­DO) per 24 Juli 2015 tercatat ada 178.781 ekor sapi siap potong dan sapi bakalan yang ada di 35 perusahaan anggota.

PT Pasir Tengah di Cikalong, Cian­jur, yang disidak Mentan Amran ternya­ta masih satu grup dengan PT Widodo Makmur. Ini berdasarkan data yang ter­catat di APFINDO, stoknya 8.216 ekor.

Amran tiba pukul 15.30, pemilik feedloter bernama Suryatmi sudah siap menanti Mentan turun dari kendaraan. Setelah itu, Amran langsung jalan menu­ju kandang dan menyapa pekerja di area kandang. Amran didampingi oleh Staf Ahli Mentan Bidang Investasi Syukur Iwantoro. “Sudah lama kerja di sini?” tan­ya Amran yang berkemeja putih. “Empat tahun pak,” jawab seorang pekerja.

Setelah itu, Amran langsung berger­ak menuju kandang dan cek keterse­diaan sapi di kandang. Di sini Amran mendapat penjelasan dari sang pemilik feedloter.

Suryatmi mengatakan, selain menggemukan pihaknya juga melaku­kan pengembangbiakan atau breeding sapi di area miliknya. Pengembang­biakan dilakukan dengan cara Insemi­nasi Buatan (IB). “Pakai IB. Sudah kem­bangkan 2.300 ekor inseminasi buatan. Anakan sudah distribusi ke masyarakat dijual ke petani,” katanya.

Amran mendapati temuan selama si­dak 2 hari ke tempat penggemukan sapi. Ia mengungkapkan hanya dari 2 kunjun­gan ke 2 feedloter sudah didapati data ada 40.000 stok sapi atau setara 23% dari data resmi APFINDO.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Kontra Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23

“Kalau kita hitung ini baru 2 kita datangi, hampir 40.000 ekor stok di kandang. Kita ingin kerjasama yang baik,” kata Amran.

Amran sengaja turun ke lapangan untuk mengecek stok riil feedloter. Se­lain itu, Amran mendesak para feedlot­er untuk menurunkan harga daging sapi bobot hidupnya dari Rp 40.000-42.000/Kg ke harga Rp 38.000/Kg. “Saya ke lapangan, karena nggak selesai kalau di meja saja. Kami cek stok di sini ada 13.000 ekor. Feedlot 10.000, inbreeding 3.000 ekor,” kata Amran.

Yanti Bela Feedloter

Yang menarik, Bupati Bogor Nurhay­anti justru membela PT Widodo Makmur Perkasa, importir sapi potong yang di­duga menimbun 2.500 ekor sapi di Desa Mampir, Kecamatan Cileungsi. Tanpa ditanya wartawan, Nurhayanti memberi penjelasan yang bernada membela.

Menurut Nurhayanti, PT Widodo Makmur Perkasa tidak menimbun sapi. Tentang 2.500 ekor sapi yang ditemu­kan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya di feedlotter importir sapi ini, kata Nurhay­anti, merupakan stok untuk kebutuhan warga Kabupaten Bogor.

“Saya luruskan yah. Itu bukan penim­bunan. Mereka sirkulasinya normal kok. Dari 2.500 ekor sapi di sana, 50 hingga 100 ekor sapi keluar kok setiap hari un­tuk kebutuhan kita,” ujar Nurhayanti di sela sidang Paripurna Istimewa di Ge­dung Tegar Beriman, Jumat (14/8/2015).

Nenek dua cucu ini menambah­kan jika ribuan ekor sapi yang ada di Cileungsi itu merupakan stok untuk proses penggemukan sapi impor. Pem­belaan Nurhayanti ini bertolak belakang dengan temuan Polda Metro Jaya dan hasil sidak Menteri Pertanian Amran..

“Saya tegaskan ini bukan penimbu­nan. Itu kan importir, jadi sengaja sapi-sa­pi itu dikumpulkan untuk proses pengge­mukan yang antinya akan didistribusikan ke masyarakat,” kata mantan Sekda Ka­bupaten Bogor itu menegaskan lagi. (*)

============================================================
============================================================
============================================================