HASIL sidak Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman ke beberapa perusahaan penggemukan sapi (feedloter) kian memperkuat dugaan adanya praktik kejahatan ekonomi yang dilakukan para eksportir sapi. Mereka memainkan harga dengan cara menyembunyikan sapi-sapi yang sudah siap potong.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Karena itu, sangat masuk akal jika Mentan Amran memaksa para perusahaan penggemukan sapi meÂlepas stoknya agar tak ada kelangkaan daging sapi di pasar. Selain itu, Amran juga mendesak harga daging sapi bobot hidup feedloter turun jadi Rp 38.000/Kg dari rata-rata Rp 40.000- 42.000/Kg.
“Masyarakat kami harap tenang, owner feedloter turunkan harga hari ini. PT TUM dari Rp 45.000/kg sudah turun Rp 38.000/kg,†tegas Amran di depan pemilik feedloter di kawasan Cianjur, Jumat (14/8/2015).
Kamis, Mentan sempat mendatangi perusahaan feedloter PT Tanjung UngÂgul Mandiri (PT TUM) di Teluk Naga, Tangerang, Banten yang punya stok 21.000 ekor. Kemarin Amran sidak ke feedloter milik PT Pasir Tengah di Cikalong, Cianjur, Jawa Barat, yang ternyata memiliki 13.000 ekor.
Di PT Pasir Tengah, Amran mendapatkan penjelasan dari pemilik feedloter bernama Suryatmi, bahwa telah dilepas ke pasar sebanyak 1.500 sapi siap potong sejak 1 Agustus 2015. Selain itu, harga yang dijual untuk sapi bobot hidup di feedloter ini Rp 40.000/Kg. “Masih tinggi itu. Turunkan. Per buÂlan keluar 3.000 ekor. Berarti 4 bulan 12.000 ekor,†seru Amran. “Bisa siap. Turun dari Rp 40.000/kg. Mentan minta harga,†jawab Suryatmi di depan Amran.
Di depan Suryatmi, Amran mengÂingatkan bagi feedloter yang menahan stok akan kena sanksi pidana, termasuk menaikkan harga yang tak wajar. MenuÂrut Amran, sebelum puasa, sebuah feedÂloter milik BUMN mampu menjual dagÂing sapi bobot hidup Rp 30.000/Kg.
“Kalau ada yang kartel dan Kapolri nyatakan itu benar. Itu yang akan kami ambil tindakan. Stok sapi 158.000 tamÂbah 50.000 ekor, cukup 4 bulan. JaboÂdetabek butuh 40.000 ekor per bulan,†kata Amran.
Stok Masih Cukup
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat stok sapi di kandang peruÂsahaan penggemukan sapi (feedloter) masih di atas 100.000 ekor. Rata-rata kebutuhan per bulan sebanyak 60.000 ekor di tiga wilayah yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jabar.
Menurut data stok sapi dari Asosiasi Pengusaha Feedlot Indonesia (APFINÂDO) per 24 Juli 2015 tercatat ada 178.781 ekor sapi siap potong dan sapi bakalan yang ada di 35 perusahaan anggota.
PT Pasir Tengah di Cikalong, CianÂjur, yang disidak Mentan Amran ternyaÂta masih satu grup dengan PT Widodo Makmur. Ini berdasarkan data yang terÂcatat di APFINDO, stoknya 8.216 ekor.
Amran tiba pukul 15.30, pemilik feedloter bernama Suryatmi sudah siap menanti Mentan turun dari kendaraan. Setelah itu, Amran langsung jalan menuÂju kandang dan menyapa pekerja di area kandang. Amran didampingi oleh Staf Ahli Mentan Bidang Investasi Syukur Iwantoro. “Sudah lama kerja di sini?†tanÂya Amran yang berkemeja putih. “Empat tahun pak,†jawab seorang pekerja.
Setelah itu, Amran langsung bergerÂak menuju kandang dan cek keterseÂdiaan sapi di kandang. Di sini Amran mendapat penjelasan dari sang pemilik feedloter.
Suryatmi mengatakan, selain menggemukan pihaknya juga melakuÂkan pengembangbiakan atau breeding sapi di area miliknya. PengembangÂbiakan dilakukan dengan cara InsemiÂnasi Buatan (IB). “Pakai IB. Sudah kemÂbangkan 2.300 ekor inseminasi buatan. Anakan sudah distribusi ke masyarakat dijual ke petani,†katanya.
Amran mendapati temuan selama siÂdak 2 hari ke tempat penggemukan sapi. Ia mengungkapkan hanya dari 2 kunjunÂgan ke 2 feedloter sudah didapati data ada 40.000 stok sapi atau setara 23% dari data resmi APFINDO.
“Kalau kita hitung ini baru 2 kita datangi, hampir 40.000 ekor stok di kandang. Kita ingin kerjasama yang baik,†kata Amran.
Amran sengaja turun ke lapangan untuk mengecek stok riil feedloter. SeÂlain itu, Amran mendesak para feedlotÂer untuk menurunkan harga daging sapi bobot hidupnya dari Rp 40.000-42.000/Kg ke harga Rp 38.000/Kg. “Saya ke lapangan, karena nggak selesai kalau di meja saja. Kami cek stok di sini ada 13.000 ekor. Feedlot 10.000, inbreeding 3.000 ekor,†kata Amran.
Yanti Bela Feedloter
Yang menarik, Bupati Bogor NurhayÂanti justru membela PT Widodo Makmur Perkasa, importir sapi potong yang diÂduga menimbun 2.500 ekor sapi di Desa Mampir, Kecamatan Cileungsi. Tanpa ditanya wartawan, Nurhayanti memberi penjelasan yang bernada membela.
Menurut Nurhayanti, PT Widodo Makmur Perkasa tidak menimbun sapi. Tentang 2.500 ekor sapi yang ditemuÂkan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya di feedlotter importir sapi ini, kata NurhayÂanti, merupakan stok untuk kebutuhan warga Kabupaten Bogor.
“Saya luruskan yah. Itu bukan penimÂbunan. Mereka sirkulasinya normal kok. Dari 2.500 ekor sapi di sana, 50 hingga 100 ekor sapi keluar kok setiap hari unÂtuk kebutuhan kita,†ujar Nurhayanti di sela sidang Paripurna Istimewa di GeÂdung Tegar Beriman, Jumat (14/8/2015).
Nenek dua cucu ini menambahÂkan jika ribuan ekor sapi yang ada di Cileungsi itu merupakan stok untuk proses penggemukan sapi impor. PemÂbelaan Nurhayanti ini bertolak belakang dengan temuan Polda Metro Jaya dan hasil sidak Menteri Pertanian Amran..
“Saya tegaskan ini bukan penimbuÂnan. Itu kan importir, jadi sengaja sapi-saÂpi itu dikumpulkan untuk proses penggeÂmukan yang antinya akan didistribusikan ke masyarakat,†kata mantan Sekda KaÂbupaten Bogor itu menegaskan lagi. (*)