EKA Tjipta Widjaja merupakan seorang pengusaha dan konglomerat Indonesia, Berkat keuleÂtannya dalam menjalankan bisnis perusahaannya, ia merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia menurut Majalah Globe Asia edisi bulan desember 2012 dengan kekayaan mencapai 8,7 milyar Dolar Amerika Serikat. Namun, siapa sangka jika ternyata Eka Tjipta Widjaja hanya mengenyam pendidikan hingga lulus SD karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Eka yang terlahir sebagai Oei Ek Tjhong ini dilahirkan dalam keluarga miskin. Bersama sang ibu, dia pindah ke Makassar pada tahun 1932 pada saat berumur 9 taÂhun. Di sana, dia membantu sang ayah yang telah lebih dulu pindah dan memiliki toko kecil.
“Bersama ibu, saya ke Makassar tahun 1932 pada usia semÂbilan tahun. Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek. Hendak makan masakan enak, tak mampu. Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan, karena untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dolÂlar,†kenangnya.
Kemudian, saat berusia 37 tahun, Eka pindah ke Surabaya. Setelah berjuang keras, akhirnya usaha yang dijalankannya muÂlai sukses besar. Eka pun akhirnya memiliki kebun kopi dan keÂbun karet di Jember. Dan Sinar Mas yang awalnya berbentuk CV kini telah melebar ke bisnis keuangan, bubur kertas, agrobisnis, serta perumahan.
Seiring dengan bisnisnya yang terus berkembang, ia mendiriÂkan PT Tjiwi Kimia pada 1976 yang bergerak di bidang bahan kimia. Kemudian pada tahun 1980-1981, ia membeli perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar, mesin serta pabrik berkapaÂsitas 60 ribu ton di Riau serta perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar berkapasitas 20 ribu ton. Tahun 1982, ia membeli Bank Internasional Indonesia (BII) yang kemudian berkembang pesat, dari dua cabang dengan aset Rp.13 milyar menjadi 40 caÂbang dan cabang pembantu, dengan aset Rp. 9,2 trilyun.
Eka juga melebarkan kerajaan bisnisnya di bidang real esÂtate. Meski pernah berjaya, bisnisnya juga pernah dihantam kriÂsis pada saat krisis ekonomi di tahun 1998. Namun, nasib baik masih berada di pihak Eka. Perlahan-lahan, dengan keteguhan dan keuletan, Sinar Mas bangkit menyelesaikan persoalannya.
Keberhasilan Eka dalam menjalankan bisnisnya tidak lepas dari prinsip hidup yang dipegangnya. Bagi dia, kesulitan apa pun yang dihadapi dalam menjalankan bisnis, asal punya keÂinginan untuk berjuang, pasti semua kesulitan bisa diatasi. PrinÂsip selanjutnya, jujur, menjaga kredibilitas, bertanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan maupun lingkungan sekitar. Hidup hemat dan tidak berfoya-foya. Eka pun mendirikan seÂbuah yayasan sosial bernama Yayasan Eka Tjipta Foundation. (*)