BOGOR, TODAY — Ketua Yayasan Amanah Putra Bangsa, Hutomo Mandala Putra alias Tommy SoeÂharto, mengunÂjungi Kota Bogor, Jumat (20/11/2015). Lawatannya ke Kota Hujan ini untuk melakukan donor darah di Museum PETA, Jalan Sudirman, Kota Bogor.
Helatan donor darah ini merupakan hajat Pemuda Panca Marga (PPM) untuk memÂperingati Hari Pahlawan. Hadir menemani Tommy Soeharto, beberapa petinggi PPM, diantaranya Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau Haji Lulung.
Donor darah yang diseÂlenggarakan Yayasan Amanah Putra Bangsa (YAPB) turut juga dihadiri Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto dan sejumlah organisasi masyarakat, himpunan mahasiswa, dan beberÂapa komunitas, serta para veteran perang Kota Bogor.
Usai mendonorkan darah, Tommy curhat dengan awak meÂdia. Ia bersama Keluarga Cendana masih menunggu keputusan PresÂiden Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto. “Kami tinggal menungÂgu lampu hijau dari Presiden RI, Pak Jokowi. Saya rasa ini pantas diÂberikan kepada Bapak Soeharto,†kata Tommy di Museum PETA, Bogor, Jumat (20/11/2015).
Sebagai anggota TNI, kata dia, Soeharto telah mengukir sejaÂrah mengenai beberapa kejadian penting. “Beliau juga pernah mendapat beberapa penghargaan Internasional. Jadi tinggal tunggu waktu, kapan waktu yang tepat untuk diberikan gelar Pahlawan Nasional,†imbuh Tommy.
Dia mengatakan, Soeharto juga selama ini dianggap sebagai Bapak Pembangunan yang maÂsih terus diingat hingga sekarang. “Menurut saya sebagai keluarga, itu jauh lebih tinggi dibanding Pahlawan Nasional,†kata Tommy.
Rencana pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto ini berbarengan dengan Presiden Keempat RI, Gus Dur. “Saya rasa semua proses itu sudah dilalui dan menunggu saat yang tepat untuk melakukan penetapan, walau meÂmang bukan di tahun 2015,†kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy ChrisnanÂdi, pekan kemarin.
Nama Presiden kedua dan keempat Indonesia itu diusulkan oleh Tim Peneliti dan Pengkajian Gelar Pahlawan (TP2GP) Pusat untuk diangkat menjadi pahlawan nasional. Namun menurut MenÂteri Sosial Khofifah Indar ParawaÂnsa, rencana tersebut masih ada di Dewan Gelar dan menunggu waktu yang tepat untuk diputusÂkan, setelah dipastikan tidak ada hal-hal pemberat di dalamnya.
Yuddy menjelaskan penetaÂpan seseorang menjadi pahlawan nasional membutuhkan proses yang tidak sebentar, karena harus melewati pengujian sejarah sekalÂigus melihat rekam jejak perjuanÂgan. Sebagai syarat pahlawan naÂsional, setelah semua terpenuhi, pengesahan akan dilakukan oleh Presiden melalui Keputusan PresÂiden (Keppres).
“Setiap yang berjasa pada IndoÂnesia dan kehadirannya dirasakan banyak orang layak menjadi pahlaÂwan, baik itu mantan presiden, wakil presiden maupun tokoh-tokoh nasional lainnya,†tandas pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
(Yuska Apitya Aji)