Penjualan mobil mewah di Indonesia diklaim menurun pada tahun ini. Beberapa hal menjadi faktor melesunya penjualan mobil mewah, salah satunya yakni harga bea masuk yang naik terhadap mobil-mobil impor
Oleh : Adilla Prasetyo
[email protected]
Kelesuan penjualan mobil mewah tahun ini diakui oleh imÂportir mobil mewah, Prestige Motorcars. Tingginya harga bea masuk yang diterapkan oleh Dirjen Bea Cukai membuat importir mobil mewah terpaksa menaikkan harga mobil hingga 5 persen.
Akibatnya, penjualan pun menurun. “Untuk harga mobil mewah seperti sport car naik 5 persen. Hal itu karena bea masuk naik pada 4 minggu yang lalu. Penjualan jadi drop,†ungkap Rudy Salim, Presdir Prestige MoÂrorcars, Jumat (16/10/2015).
Selain itu, melesunya penjuaÂlan mobil juga disebabkan menÂguatnya dolar terhadap nilai rupiÂah. Konsumen pun beralih pada mobil bekas. Prestige kini juga beÂralih fokus pada penjualan mobil eksklusif seperti Toyota Century maupun mobil listrik.
Mobil second yang dijual berkÂisar mulai dari 2010-an ke atas. “Sekarang kita fokus di mobil eksklusif yang tidak ada di InÂdonesia seperti Toyota Century dan mobil listrik. Konsumen juga lebih banyak yang memilih mobil second,†lanjutnya.
Makin tingginya pajak yang diterapkan untuk barang mewah, termasuk mobil, menjadi perhaÂtian bagi importir umum salah saÂtunya Prestige Image Motorcars. Pajak yang terlalu tinggi justru membuat kalangan atas di IndoÂnesia memilih untuk membeli mobil di luar negeri.
Rudy Salim berpendapat seÂmakin banyak mobil mewah yang ada di jalanan suatu negara menandakan negara tersebut makmur. “Makin banyak mobil mewah di jalanan suatu negara, berarti negaranya makmur. Ada banyak orang kaya dan investor. Ini juga bisa menciptakan peÂluang kerja. Di Indonesia, pajak terlalu tinggi jadi kalangan atas tidak bisa spend di Indonesia,†ujarnya.
Rudy menyayangkan pajak yang terlalu tinggi di IndoneÂsia. Akibatnya, konsumen mobil mewah di Indonesia harus berÂpikir dua kali. “Akhirnya banyak yang memutuskan untuk beli ruÂmah, (atau) mobil di luar negeri misalnya beli di Australia. Di InÂdonesia mereka mau menikmati malah serba mahal karena paÂjak,†sebutnya.
Tingginya pajak yang dikenaÂkan untuk barang mewah termasÂuk mobil juga berdampak pada rendahnya investasi yang bakal ditanamkan di Indonesia. UnÂtuk memiliki satu unit sport car mewah saja misalnya harus memÂbayar Pajak Pertambahan nilai Barang Mewah (PPnBM), Biaya Balik Nama, dsb yang biayanya disesuaikan dari harga jual mobil.