BOGOR, Today – MeÂmang sudah kodrat wanita untuk menÂjadi seorang ibu dan istri bagi keluarganÂya, namun ternyata zaman menuntut lebih pada semua wanita. Wanita sekarang dituntut harus lebih modÂern dalam bersoÂsialisasi. Hanya saja banyak wanita yang salah mengartikan “wanita modern†itu sendiri.
Bagi Diah, waniÂta modern bukanÂlah wanita yang sering menghabiskan wakÂtunya berbelanja di mall dan berkumpul dengan teman-teÂmannya di salahsatu cafe atau restoran. Meski begitu, Diah juga tidak mau munafik jika dirinya pun sering berkumÂpul bersama teman-temannya sambil hangout.
Namun, baginya wanita modern adalah wanita yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan mau menuntut ilmu setinggi-tingginÂya. Karena meskipun wanita itu hanyalah seorang ibu rumah tangga, lantas bukan berarti tiÂdak bersosialisasi dan berbuat sesuatu bagi dirinya, keluarga juga lingkungan.
“Banyak wanita yang sekolah tingg-tinggi lalu menjadi ibu rumah tangga, dan waktuÂnya ia habiskan untuk mengurus keluarga sedangkan ilmunya sendiri di sekolah tidak diterapkan. Jadi BWC ini adalah wadah yang mampu menuangkan bakat-bakat wanita seperti itu,†tutur puteri pertama dari manÂtan Guru Besar ITB, Bandung, Prof. DR. Ing. Faraz Umar (Alm) dan Yetty Faraz ini.
Sama halnya yang ia lakukan, Selain menjadi ibu dari ke-tiga anaknya, antara lain Reiyan Khairina Ghaisani (22), Ziljian Qiati (20) dan Jinan Laetitia (13), Diah juga adalah seorang business woman, keahlianÂnya sebagai arsitektur bukan menjadi tolak ukur dalam sebuah berkarya. Diah mampu mendesign kebaya traditional, membuat teÂnun sutera dan bahkan ia yang mendesign sendiri.
Beberapa penghargaan sekelas nasional pun mampu ia gondol dari hasil kreatifitasÂnya itu. “Saya pernah mendapat beberapa penghargaan, salah satunya lomba Design Batik Nusantara untuk kategori kain untuk busana. Selain itu, saya juga berusaha eksis di berbagai organisasi kewanitaan lain, tidak hanya BWC saja, diantaranya Saya PeremÂpuan Anti Korupsi (SPAK) dan Perempuan Bogor Anti Korupsi (BPAK),†urai istri dari Ir. Prahara Syah Rendra ini di sela-sela waktunya.
Kendati demikian, Diah sangat memahaÂmi kodratnya sebagai seorang ibu dan istri di rumahnya. Jadi ia sendiri sangat menomorÂsatukan keluarga terlebih dahulu dibandingÂkan kegiatan lainnya. Beruntung Diah meÂmiliki keluarga yang sangat memahami dan mendukung segala aktifitasnya.
“Suami dan anak-anak saya menduÂkung banget segala kegiatan saya ini. Malah yang lucu, logo BWC itu anak saya dan saya sendiri yang buat. Tapi tetap saja, buat saya keluarga harus didahulukan,†pungkasnya.
(Latifa Fitria)