BOGOR TODAYÂ – Banyaknya pedagang ayam mogok berjualan karena harga ayam melesat tinggi. Namun, kasus ini tak sepenuhnya musabab minimnya stok daging semata. Kabar berkemÂbang, sikap mogok jualan ini disebabÂkan karena permainan pasar.
Dinas Perindustrian dan PerdaganÂgan (Disperindag) Kota Bogor berencana melakukan sidak ke tempat pemotongan ayam, apakah benar stok ayam kosong atau ada mafia dibalik harga ayam poÂtong yang melambung tinggi. Menurut penelusuran BOGOR TODAY, harga dagÂing ayam perekonya sudah naik mencaÂpai Rp 40 ribu per kilogram. Sebelumnya hanya Rp 28 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Bambang Budianto, menjelaskan, kondiÂsi kelangkaan daging ayam di pasar-pasar masih belum jelas latarbelakangnÂya. Ia juga menjelaskan, akan mengajak Dinas Pertanian dan Perikanan (Distani) Kota Bogor untuk menelusuri kelangÂkaan ayam. “Kita akan ajak Dinas PertaÂnian dan Perikanan (Distani) Kota Bogor untuk melakukan sidak, baru nanti kita ketahui penyebab kelangkaan dan kenaiÂkan harga daging ayam†kata dia.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Bogor, Ardiansyah, mengataÂkan, terkait langkanya ayam dipasaran menjadi tanggungjawab Badan Urusan Logistik (Bulog). Ia juga menegaskan, kalau tidak mampu menyediakan pasokan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, lebih baik Badan Urusan Logistik (Bulog) dibubarkan saja.
“Bulog dibentuk untuk apa, kalau tidak mampu lebih baik bubarin saja ganÂti namanya pakai PT Swalayan,†kata dia.
Ardiansyah kembali menjelaskan, Bulog dibentuk sudah lama, tujuannya untuk mengantisipasi pasokan sembaÂko. “Dulu Bulog dibentuk waktu beras sulit. Dan pembentukan Bulog merupaÂkan alat atau tangan pemerintah untuk intervensi melakukan kebijakan meneÂkan harga dan melancarkan pasokan bahan pokok,†ujarnya.
Lanjutnya, Bulog jangan kaya pemÂadam kebakaran, begitu ada api baru bereaksi. Diakuinya jangan sampai terÂjadi seperti di Cibinong, beras rumah tangga miskin dikomersilkan. “Fungsi bulog selama ini ke mana? Saya minta kembalikan bulog kepada fungsinya, sesuai cita-cita didirikannya bulog oleh pemerintah.
(Rizky Dewantara)