Oleh: HERU BUDI SETYAWAN
(Penggemar MotoGP dan Guru SMA Pesat)

MotoGP adalah ajang balapan sepeda motor paling ber­gengsi sejagat. Kepastian itu disam­paikan langsung oleh CEO Dorna Sport Carmelo Ezpleta setelah bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nah­rawi di Jakarta, Rabu (21/10/2015).

“Menjadi kehormatan buat kami di sini setelah pertemuan sebelumnya bulan Mei di Jakarta. Dorna Sport dan FIM telah memu­tuskan untuk memberikan salah satu slot 2017 kepada Indonesia,” kata Carmelo Ezpeleta.

MotoGP adalah tontonan ber­gengsi kelas dunia nomor dua ter­populer setelah sepakbola, karena even ini bersifat internasional, MotoGP memiliki efek yang luar biasa karena disiarkan langsung ke 207 televisi di 60 negara.

Nilai ekonominya pun diper­kirakan mencapai Rp 3 trilun sehingga banyak manfaat yang bisa dipetik dari sisi ekonomi, pariwisata, bisnis, industry oto­motif, dan kebanggaan serta kewibawaan bangsa dan negara.

Alasan Dorna lebih memilih In­donesia ketimbang Thailand dan Ka­zakhstan adalah karena pangsa pas­ar MotoGP di Indonesia lebih besar ketimbang kedua negara tersebut.

“Pasar otomotif Indonesia be­sar, kemudian penonton MotoGP di sini juga sangat banyak. Lihat saja dari statistik siaran televisi. Karena itu, kami menjadikan In­donesia sebagai prioritas,” jelas Carmelo Ezpeleta

Indonesia bukan kali pertama pada 2017 nanti akan menjadi tuan rumah MotoGP, pada tahun 1996 dan 1997 Indonesia sudah pernah menjadi tuan rumah un­tuk balap MotoGP, dan dari kesuk­sesan penyelanggaraan pada masa itulah Dorna menyatakan Indone­sia layak kembali di beri kesem­patan untuk menjadi tuan rumah pada 2017 nanti.

Pada tahun itu di sirkuit in­ternasional Sentul “The Doctor” Valentino Rossi menjadi juara per­tama kelas 125 cc. Penampilan The Doktor pada waktu itu masih lugu kalau tidak boleh dikatakan culun.

Dan peran Indonesia di arena MotoGP tidak boleh dianggap en­teng, karena salah satu juri Mo­toGP berasal dari Indonesia, yaitu Bambang Gunardi. Siapa yang sangka beliau diberi mandat se­bagai salah satu juri di ajang ber­gengsi tersebut. Kurang lebih 15 tahun Bambang Gunardi berkip­rah di FIM (Federation Internatio­nale de Motocyclisme) bukanlah sebuah pencapaian yang mudah.

Apalagi jika dilihat bahwa se­dikit sekali orang Asia yang bisa masuk dalam organisasi bergengsi ini. Saat ini di biro yang dia tan­gani, Bambang Gunardi adalah orang Asia satu-satunya.

Sedang pembalap Indonesia yang pernah mengaspal di ajang MotoGP adalah Dony Tata Pradipta, Rafid Topan Sucipto dan M.Fadli meski hasilnya belum memuaskan. InsyaAllah menyusul tahun depan pembalap muda berbakat Muham­mad Reihan yang barusan menjua­rai balapan motor Asia di Qatar.

Gelaran MotoGP adalah bukan sekedar perlombaan olahraga oto­motif, tapi sudah merupakan bis­nis entrepreneur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepre­neur didefinisikan

BACA JUGA :  KUSTA, KENALI PENYAKITNYA RANGKUL PENDERITANYA

“Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasin­ya, serta memasarkannya.”

jadi seorang entrepreneur ha­rus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta imajinatif ketika ada sebuah peluang usaha dan bisnis baru.

Namun disamping itu seorang entrepreneur harus dapat mem­berdayakan dirinya untuk kebai­kan sekitarnya, bukan orang yang memanfaatkan sekitarnya untuk kepentingan dirinya.

Karena MotoGP termasuk bis­nis entrepreneur, makanya tiap tahun ada saja regulasi baru di MotoGP agar gelaran ini menjadi selalu menarik dan enak ditonton.

Regulasi terbaru untuk tahun 2016 adalah semua tim MotoGP mulai dari Honda, Yamaha, Ducati dan yang lainnya akan menggunak­an 1 ECU seragam buatan Magneti Marelli oleh Dorna. ECU seragam ini diharapkan dapat meningkat­kan kompetisi yang lebih kom­petitif dan merata untuk semua tim, sehingga MotoGP benar-benar menjadi kegiatan entrepreneur.

Pembalap-pembalap MotoGP yang punya jiwa entrepreneur se­lama ini adalah Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Almarhum Simon­celli, Max Biaggi, Mick Doohan dan Dani Pedrosa.

Pembalap-pembalap ini baik sewaktu di arena balap maupun di luar arena balap akan selalu men­jadi berita menarik bagi awak me­dia serta bagi para fans fanatiknya.

Atas dasar tersebut, maka kita harus kreatif memanfaatkan gelaran MotoGP ini untuk mem­perkenalkan produk barang ung­gulan bangsa Indonesia, budaya ciri khas Indonesia serta obyek wisata andalan bangsa Indonesia ke dunia internasional.

Dengan kata lain MotoGP 2017 harus punya ciri budaya Indonesia atau ada rasa Indonesia, jangan just­ru budaya barat mempengaruhi dan mendominasi bangsa Indonesia.

Produk unggulan yang menjadi icon Indonesia dan sudah terkenal di dunia adalah: batik, wayang, batu mulia, batu akik, peci hi­tam khas Indonesia, ukiran kayu, keramik, dan kerajinan bambu.

Dari produk unggulan terse­but yang paling mudah dan praktis dikenalkan pada masyarakat dunia, khususnya para peserta dan pe­nonton MotoGP yang berasal dari mancanegara adalah batik, bahkan almarhum Presiden Nelson Man­dela suka sama batik, sehingga tiap hari selalu memakai baju batik.

Malu kita sebagai warga nega­ra Indonesia memakai baju batik hanya kalau datang ke kondangan pernikahan, syukuran khitanan atau acara resmi lainnya.

Maka kita boomingkan batik pada gelaran MotoGP ini, dimu­lai sejak peserta dan penonton datang ke Indonesia. Peran pemer­intah sangat penting, misal pada tahun 2017 pemerintah mengha­ruskan semua maskapai penerban­gan Indonesia untuk memakai de­sign pesawat dengan motif batik.

Motif batik bisa dipakai untuk seragam pramugari/pramugara, petugas tiket. Motif batik juga bisa dipakai untuk sarung tem­pat duduk penumpang. Motif batik juga bisa dipakai pada tiket pesawat, atau souvenir yang ber­hubungan dengan pesawat. Keten­tuan ini juga berlaku untuk hotel yang ditempati peserta MotoGP dan penonton dari manca negara.

BACA JUGA :  KUSTA, KENALI PENYAKITNYA RANGKUL PENDERITANYA

Dan ketentuan yang ekstrim tapi kreatif, yaitu pemerintah menganjurkan pada rakyat Indo­nesia untuk memakai baju batik selama tiga hari sewaktu pelaksa­naan MotoGP berlangsung.

Tidak dapat dibayangkan be­tapa semarak dan kompaknya bangsa Indonesia, jika selama tiga hari memakai baju batik, hal ini akan menunjukkan pada dunia betapa bangsa Indonesia kompak dan penuh kebersamaan.

Ketentuan ekstrim yang kedua adalah, semua penonton diberi kaos dengan motif batik, harga tiket masuk sudah termasuk mendapat kaos bermotif batik, se­hingga nuansa batik mendominasi sirkuit internasional Sentul.

Jika pada balapan A1 pada ta­hun 2005-2008 sirkuit Sentul har­us dicat putih, maka pada gelaran MotoGP 2017 sirkuit Sentul harus dicat dominan merah putih den­gan motif batik.

Kalau bisa juga payung dari para umbrella girl juga bermotif batik, pokoknya semua bermotif batik, selama itu memungkinkan dan me­nambah keindahan kenapa tidak.

Kemudian budaya luhur bang­sa Indonesia kita tunjukkan pada dunia selama gelaran MotoGP ini dan kita lanjutkan pada kehidu­pan kita sehari-hari. Budaya luhur bangsa Indonesia adalah: gotong royong, musyawarah dan mu­fakat, ramah, sopan dan santun, menghormati tamu, cinta bangsa dan negara dan bersifat religius.

Karena ini Indonesia bung, negara dengan jumlah Muslim ter­besar di dunia, maka penampilan para umbrella girl harus sopan dan tidak boleh sexy.

Pemerintah Indonesia harus punya power untuk bisa mengatur Dorna sebagai promotor MotoGP, agar budaya dan penampilan re­ligius ini ada pada gelaran MotoGP di Indonesia. Para umbrella girl di­haruskan memakai busana kebaya khas Indonesia dan bermotif batik.

Inilah saatnya kita bisa men­gatur negara maju, demi kemasla­hatan dan keberkahan balapan MotoGP yang penuh dengan ke­maksiatan, seperti penampilan umbrella girl yang sexy, adanya taruhan judi dan lain-lain.

Presiden Jokowi beserta pe­jabat negara selama menerima peserta MotoGP dan melihat bala­pan di sirkuit internasional Sentul, wajib memakai baju batik dan ber­peci hitam ciri khas serta kebang­gaan bangsa Indonesia.

Untuk biro travel pasti sudah paham akan adanya MotoGP ini, misal membuat paket MotoGP plus, paket ini selain melihat Mo­toGP plus wisata di Yogyakarta, Bali, Danau Toba, Candi Borobu­dur, Bunaken, Bromo, Kepulauan Seribu dan lain-lain.

Selamat bekerja keras Kemen­pora, seluruh panitia dan Om Tin­ton Suprapto dengan jajarannya, jayalah Indonesiaku. (*)

============================================================
============================================================
============================================================