13227422_1115024598541267_2652795301027108965_oOleh : IMAM BACHTIAR
[email protected]

GRESIK, TODAY– Kerusuhan di dalam stadion kembali pecah. Kali ini terjadi dalam laga ISC 2016 antara Persegres Gresik United yang menjamu PS TNI di Sta­dion Petrokimia, Gresik, Minggu (22/5/2016). Setidaknya 40 supor­ter tuan rumah luka-luka dan ha­rus dilarikan ke rumah sakit.

Ada beberapa versi terkai sa­bab musabab kerusuhan dalam pertandingan yang berkesudah­an 0-0 itu. Ada yang mengatakan suporter PS TNI tak suka den­gan aksi provokatif Ultrasmania dalam memberi dukungan ke­pada tim tuan rumah. Ada pula yang mengatakan pendukung PS TNI yang lebih dulu melakukan aksi kekerasan.

Akibat kejadian tersebut, 25 suporter Gresik United yang luka-luka dan dirawat di RS Petrokimia Gresik, sedangkan 15 suporter lainnya dilarikan ke RSUD Ibnu Sina Gresik. Kebanyakan dari mer­eka mengalami bocor di kepala, bahkan ada yang patah tulang.

Kejadian ini langsung dir­espon oleh manajemen PS TNI, yang suporternya adalah para tentara. PS TNI meminta maaf atas insiden tersebut dan me­nyerahkan masalah ini kepada Komisi Disiplin PT Gelora Trisula Semesta (GTS).

“Kami mewakili Suporter PS TNI memohon maaf yang sebe­sar besarnya kepada suporter Persegres GU atas insiden kema­rin di Stadion Petrokimia Gresik. Tindakan yang kami lakukan selaku perwakilan manajemen klub adalah memberikan edu­kasi kepada suporter PS TNI agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari,” ujar PS TNI me­lalui rilisnya kepada wartawan.

BACA JUGA :  Laga Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 Disorot Media Internasional

“Adapun kronologisnya adalah karena dipicu aksi provo­kasi Oknum Suporter Persegres GU yg bernyanyi dan meneriak­kan yel-yel rasis seperti ‘PS TNI Jancok, Aparat Keparat’ sesuai regulasi Bab XI DISIPLIN Pasal 55 Tim Tuan Rumah dapat di­kategorikan sebagai pelanggaran disiplin karena meneriakkan yel-yel yang berbau rasis dan penghi­naan terhadap Tim Tamu,” lanjut pernyataan itu.

“Serta spanduk rasis bertu­liskan ‘Stop Arogansi Cops’ dan pelemparan batu dari salah satu oknum Suporter Persegres GU yang berada di pinggir lapangan dan mengenai salah satu Suporter PS TNI, sehingga kejadian terse­but memicu turunnya oknum Su­porter PS TNI ke lapangan.”

“Peringatan agar sektor 5 Stadion Petrokimia harus steril dan harus ada barikade jarak an­tar suporter sudah disampaikan oleh Kabag Ops Polres Gresik dan disepakati perwakilan su­porter serta Panpel Gresik pada saat Rakor di Polres Gresik hari Jumat. (Bab IX Tiket dan Akre­ditasi pasal 51 ayat 5 yaitu Klub Tuan Rumah Wajib menyiapkan saleable capacity untuk Suporter Klub Tamu di tempat yg terpisah dan Aman tanpa diskriminasi berdasarkan agama, ras, gender, atau kebangsaan), namun ok­num Suporter Gresik tetap me­maksa ingin menempati Sektor 5 yang sudah menjadi kesepakatan bersama untuk dikosongkan.”

BACA JUGA :  Kemenangan Timnas Indonesia jadi Modal Penentu Kontra Jordania

“Kami dari manajemen PS TNI menyerahkan sepenuhnya kepada Komdis PT GTS terkait insiden kemarin, karena dihadiri oleh Match Commissioner dari PT GTS yang menyaksikan langsung di lapangan sesuai Bab XI DISIP­LIN pasal 57 tentang Tindak Ke­kerasan dan Indispliner Tim Tuan Rumah. Kami harapkan Komdis bisa adil dalam menyikapi insiden kemarin sesuai regulasi dan kode disiplin PT GTS,” demikian ket­erangan lengkap PS TNI.

Sebelumnya, pada 13 Mei seorang suporter Persija Jakarta bernama Muhammad Fahreza tewas. Ia kehilangan nyawanya diduga karena dianiaya petugas, sewaktu ada bentrokan suporter dengan petugas keamanan jelang laga Persija vs Persela di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

============================================================
============================================================
============================================================