Untitled-2Dalam menjalani hidupnya, wanita akan melewati beberapa fase perubahan alami di tubuhnya serta masalah yang menyertainya, yaitu saat mengalami haid pertama, pertama kali berhubungan seksual, mengandung dan melahirkan, hingga menopause (berhentinya Haid). Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah nyeri saat Haid (dismenorrhea). Sebenarnya nyeri saat Haid merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-harinya.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Nyeri haid umumnya dirasakan sebagian wanita pada awal masa menstruasi. Pada beberapa wani­ta, rasa sakit di bagian bawah pe­rut ini tidak begitu terasa hingga mereka tetap dapat beraktivitas seperti biasa. Namun sebagian lain merasakan nyeri yang ti­dak tertahankan hingga tidak mampu melaku­kan apapun.

Sepanjang waktu, terjadi kontraksi halus pada otot dinding rahim yang umumnya ti­dak terasa. Namun di masa menstruasi, kon­traksi ini menjadi makin kencang sebagai bagian dari peluruhan dinding rahim saat haid. Kontraksi tersebut menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim, sehingga me­mutuskan suplai darah dan oksigen ke rahim. Ketiadaan oksigen inilah yang menyebabkan jaringan rahim melepaskan bahan kimia yang menciptakan rasa nyeri.

BACA JUGA :  Minum Air Lemon untuk Turunkan Berat Badan, Benarkah? Simak Ini

Rasa nyeri semakin buruk karena tubuh juga mengeluarkan bahan kimia bernama prostaglandin yang memicu otot rahim terus berkontraksi. Selain itu, prostaglandin juga memicu kondisi lain seperti mual, diare, le­mas, dan sakit kepala yang kerap menyertai nyeri. Diduga sebagian wanita memproduksi prostaglandin dalam jumlah lebih banyak se­hingga lebih merasakan nyeri dibandingkan yang lain.

Nyeri saat haid dapat kita kategorikan menjadi dua, yaitu nyeri primer dan sekunder. Nyeri haid primer yaitu nyeri Haid yang tidak berhubungan dengan kelainan patologis yang berasal dari panggul dan organ di dalamnya.

  • Nyeri ini dapat terjadi 2-3 tahun setelah Haid pertama dan mencapai puncaknya saat wanita mencapai usia 15-25 tahun.
  • Kemudian nyeri akan menurun intensi­tasnya seiring dengan pertambahan usia dan menghilang saat wanita melahirkan secara alami.
  • Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau menetap. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum Haid dan berakhir 24-36 jam setelah haid berhenti.
  • Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang kemudian dapat menyebar ke punggung atau bagian dalam paha.
  • Gejala-gejala lain yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, ce­mas, gelisah, diare, pingsan, dan perut kem­bung.
BACA JUGA :  6 Manfaat Madu Hitam bagi Kesehatan Tubuh

Apabila nyeri saat haid muncul saat anda berumur lebih dari 20 tahun maka ini ma­suk dalam kategori kedua yaitu, nyeri haid sekunder.

============================================================
============================================================
============================================================