WASHINGTON TODAY – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengumumkan rencana penam­bahan pasukan khusus ke Su­riah sebanyak 250 tentara untuk menggempur ISIS. Penambahan tentara ini akan membuat pasukan khusus AS di Suriah berjumlah 300 personel.

Seperti dilansir Reuters, Obama mengumumkan penambahan per­sonel ini di Hanover, Jerman, pada Senin (25/4/2016), sehari setelah ia mendiskusikan krisis Suriah dengan Kanselir Angela Merkel. Hingga kini, ISIS masih menguasai kota-kota besar di Irak dan Suriah, seperti Mosul dan Raqqa, menebar ancaman ke mancanegara, bahkan mengklaim sejumlah serangan be­sar layaknya di Paris dan Brussels.

Hal ini membuat Obama me­mutuskan untuk mengirimkan 50 personel pasukan khusus ke Suriah tahun lalu. Menurut beberapa peja­bat AS, pengiriman pasukan khusus ini lebih menekankan pada upaya kontraterorisme ketimbang mere­dam situasi perang.

Saat pertama kali menjabat seb­agai Presiden AS pada 2008, Obama bertekad untuk meredam perang di Timur Tengah. Namun setelah itu, ia menekankan pentingnya mengir­imkan pasukan untuk membantu penyelesaian konflik di Irak, Suriah, dan Afghanistan.

Obama baru saja menyelesaikan rangkaian kunjungannya ke Riyadh, di mana Arab Saudi menyampaikan kekhawatiran terhadap komitmen AS dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah yang dianggap mulai berkurang.

Setelah pertemuan dengan para pejabat Saudi, Obama justru meng­enyampingkan pertanyaan men­genai penambahan jumlah tentara pasukan khusus di Suriah dengan mengatakan bahwa “Tidak ada pili­han yang baik” jika perundingan damai tak tercapai.

Obama menjelaskan bahwa ko­alisi pimpinan AS untuk melawan ISIS sebenarnya sudah mengalami perkembangan pesat dalam men­jalankan misi untuk merebut kem­bali wilayah di Suriah dan Irak serta memangkas keuangan kelompok teror tersebut. “Kami memiliki mo­mentum dan kami harus menjaga momentum itu,” tandasnya.

Sementara, Otoritas Iran meny­indir keputusan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk men­girimkan 250 tentara tambahan ke Suriah. Iran menyebut keputusan Obama itu hanya akan memper­buruk konflik Suriah, yang sudah berlangsung sejak 2011. “Kami telah menyatakan dari awal krisis Suriah, bahwa intervensi asing di Suriah tanpa koordinasi dengan pemer­intahannya hanya akan memper­luas krisis,” tegas Kementerian Luar Negeri Iran seperti dilansir Press TV, Senin (25/4/2016). “Setiap pengerahan pasukan militer harus dikoordinasikan dengan pemerin­tah Suriah,” tegas juru bicara Ke­menterian Luar Negeri Iran, Hos­sein Jaberi-Ansari kepada wartawan di Teheran, menyindir AS.

Secara terpisah, seorang pejabat senior Iran menyatakan Iran akan terus mendukung pemerintahan Su­riah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================