“Dalam tiga hari sembuh, jadi tidak perlu ke rumah sakit. Asal sudah ketahuan panas, langsung minum dua kapsul, bisa sehatâ€
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Akhir-akhir ini demam berdarah dengue (DBD) menjadi penyakit yang sedang ‘trend’ di hampir semua wilayah Indonesia, khuÂsusnya Bogor. Bukan hal yang baru jika wabah ini memang jadi permaÂsalahan di musim penghujan, hingga harus memakan korban jiwa dan ratusan korban masuk menjadi pasien rawat inap. Namun, belum lama ini hadir obat baru demam berdarah yang diklaim dapat menyembuhÂkan pasien tanpa perlu menjalani rawat inap di rumah sakit. PT Neumedix IndoneÂsia, yang akan memproduksi obat tersebut, menghitung pengobatan demam berdarah yang murah bila obat itu benar-benar memÂperoleh izin edar.
Obat baru demam berdarah tersebut seÂjatinya merupakan hasil proyek penelitian yang dikerjakan bersama berbagai pihak. Di antaranya Badan Penelitian dan PengembanÂgan Kementerian Kesehatan dengan UniverÂsitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, UniÂversitas Indonesia, dan Center for Botanical Medicine, Griffith University Australia. TermaÂsuk dua rumah sakit besar, yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya.
“Biayanya bisa sepersepuluh biaya berobat ke rumah sakit. Kalau kena demam berdarah, rawat inap selama seminggu bisa habis Rp 1,5- Rp 2 juta,†ujar Direktur PT Neumedix IndoÂnesia Placidus Sudibyo.
Sudibyo menjelaskan, obat yang berasal dari tanaman Melaleuca alternifolia asal AusÂtralia itu berkhasiat membunuh virus demam berdarah, sekaligus memperkuat daya tahan tubuh. Pasien dapat sembuh setelah memiÂnum 10-12 kapsul dengan dosis 300 miligram.
“Dalam tiga hari sembuh, jadi tidak perlu ke rumah sakit. Asal sudah ketahuan panas, langsung minum dua kapsul, bisa sehat,†ujar Sudibyo.
Sementara bagi keluarga pasien, obat itu dapat dikonsumsi guna mencegahnya penuÂlaran virus. Caranya ialah memberikan obat tersebut dengan dosis yang lebih rendah.
“Sebab, obat tersebut bisa mencegah pasien mengalami pecahnya sel darah merah serta meningkatkan sel T helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) untuk imunitas tubuh,†tutur Sudibyo.
Untuk itu, mantan Direktur Utama PT Indo Farma itu mendesak agar pemerintah segera memberikan percepatan izin edar atau produksi. Menurut Sudibyo, Badan Pengawas Obat dan Makanan harus memberikan jalur cepat bagi izin obat-obat yang sangat dibuÂtuhkan masyarakat, termasuk obat demam berdarah ini. Sebab, penyakit demam berdaÂrah telah memasuki kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
BPOM dapat mengeluarkan izin produksi terlebih dahulu dengan pengawasan dokter spesialis supaya penggunaannya diawasi denÂgan ketat. “Jangan sampai masyarakat tidak memperoleh manfaatnya hanya karena ruwetÂnya birokrasi,†tambahnya.
Obat Melaleuca Alternifolia Concentrate atau MAC adalah nama paten bahan akÂtif antiviral dengue dengan tambahan imÂmune system support. Di Australia, produk itu telah diedarkan dengan merek dagang 98alive.
Kini, PT Neumedix Indonesia tengah menÂgajukan izin produksi atau edarnya. Sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia, pihaknya akan mengganti merek dagang MAC dengan nama AviMAC. Obat itu akan diimpor dalam bentuk bahan baku kapsul dari Australia.