ilustrasi-OJK-1-140529-andriOTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mengaku saat ini tengah berupaya untuk memperkuat peran anggota bursa (AB) atau broker. Hal tersebut guna menyambut hadirnya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang memperketat persaingan.

Oleh : YUSKA APITA
[email protected]

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengumpulkan masu­kan dari para broker dan pi­hak terkait guna membentuk kebijakan yang mampu men­dorong penguatan AB.

“Tergantung dari hasil pem­bicaraan masukan dari mar­ket apa, apapun kebijakannya akan ada aturannya,” tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (4/12/2015).

Nurhaida mengaku, saat ini pihaknya tengah memper­timbangkan beberapa pilihan salah satunya dengan meng­gabungkan para broker atau merger. Opsi tersebut masih dalam pembahasan dengan pihak terkait. “Kalau misal­nya merger oleh pelaku in­dustri atau broker mengang­gap kurang pas sulit mencari pasangan, kita mencari jalan keluarnya. Tujuan utamanya memperkuat permodalan su­paya broker kita punya daya saing kuat terutama mengha­dapi MEA,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Wanita di Slogohimo Wonogiri, Gegerkan Warga Setempat

Namun, tukas Nurhaida, jika pilihan tersebut tidak berhasil, maka pihaknya akan mencari alternatif lain yakni dengan mencarikan partner.

“Kalau peningkatan modal juga bukan alternatif yang bisa dilaksanakan. Apakah broker tertentu permodalan terten­tu mereka lebih difokuskan mencari klien transaksi bursa lewat partner pasangan atau pihak-pihak yang lakukan ker­jasama. Itu bentuk kajian,” pungkasnya.

Thailand Musuh Terbesar

Bebasnya lalu lintas perda­gangan saat MEA resmi dibuka harus diwaspadai apalagi ka­lau Indonesia dibanjiri produk impor.

Deputi Bidang Statistik Dis­tribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menyebutkan, ada satu negara yang harus di­waspadai Indonesia. Adalah Thailand yang memiliki potensi besar menjadi saingan atau ‘musuh’ bagi Indonesia. “Thai­land, Vietnam, Myanmar, Laos Kamboja. Tapi yang paling ke­lihatan Thailand karena produk kita serupa,” paparnya.

BACA JUGA :  Bekal Sekolah dengan Sosis Dadar Nori yang Simple dan Sederhana

Sasmito bilang, tidak menu­tup kemungkinan produk asal Thailand membanjiri pasar dalam negeri dengan harga yang relatif murah. Produk yang bisa jadi andalan Thailand adalah sektor pertanian dan Industri.

Kemungkinan ini bisa ter­jadi, kata dia, apalagi dengan berkurangnya hambatan yang dialami Thailand saat membawa produknya ke pasar Indonesia.

“Aliran tenaga kerja boleh antar negara, enggak perlu training di sini, bawa pekerja sendiri, dari sisi cost bisa di­tekan, sehingga mereka bisa menjual lebih murah,” jelasnya.

Dari sisi neraca perdagan­gan pun, Sasmito mengatakan, Indonesia masih cenderung defisit terhadap Thailand. Se­hingga untuk meredam gem­puran tersebut Indonesia perlu mengimbangi dengan produk yang kreativitasnya tinggi. “Jadi kita perlu imbangi dengan produk kita yang perlu kreati­vitas kita supaya bisa survive,” tukasnya.

(Yuska Apitya/ktn)

============================================================
============================================================
============================================================