MINAT perusahaan asuransi yang memiliki unit usaha (UUS) syariahuntuk melakukan spin off (pemisahan bisnis) masih rendah. OtoritasJasa Keuangan(OJK) pun meminta perusahaan asuransi menyerahkanpeta jalan dalam rencanapemisahan.
Oleh : Winda Herviana
[email protected]
Direktur IKNB Syariah OJK, Moch. MuchlaÂsin mengatakan, dalam road map tersebut, perusahaan asuransi yang punya UUS haÂrus menuliskan rencana bisnis dan jangka waktu untuk melakukan spin off.
OJK sejak tahun lalu meminta perusahaan asurÂansi menyerahkan rencana spin off . Namun, hingga saat ini baru sekitar 25 persen perusaÂhaan asuransi yang sudah menyerahkan peta jalan tersebut. “Kami tunggu paling lambat 2017 nanti harus sudah menyerahkan semua,†ungÂkap Muchlasin. Dengan peta jalan tersebut, OJK berharap, perusahaan asuransi bisa mengidenÂtifikasi kondisi di lapangan terkait rencana dan kendala dalam memisahkan UUS. OJK akan menÂcari jalan keluar bila ada kendala demi membanÂtu memuluskan rencana spin off.
Setidaknya hingga saat ini, kendala spin off terletak pada ketidakyakinan perusahaan asurÂansi terhadap bisnis syariah bisa tumbuh tinggi selepas spin off. Kegundahan itu timbul dibenak pelaku usaha, meski sejumlah pelonggaran kebiÂjakan dilakukan agar bisnis tetap lancar.
“Seperti agen misalnya boleh memasarkan produk konvensional maupun syariah, asal maÂsih berada dalam satu grup,†terang Muchlasin.
Sesuai dengan aturan yang tertera pada undang-undang asuransi, semua UUS harus meÂmisahkan diri paling lambat pada 2024 nanti.
Sebelumnya, Muchlasin mencatat tiga peÂrusahaan berniat memisahkan unit syariahnya, seperti PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiÂputera, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dan PT Asuransi Jasa Indonesia ( Jasindo).
Jasindo Syariah sendiri telah resmi memisahÂkan diri dari sang induk. Saat masih menjadi unit usaha syariah (UUS) tahun lalu, premi Jasindo Syariah baru mencapai Rp 125 miliar.
Setelah berpisah dengan sang induk, DirekÂtur Utama Jasindo Syariah, Firman Sofyan menÂgatakan, pihaknya membidik pertumbuhan preÂmi lebih tinggi dari tahun lalu. Tahun ini, Jasindo Syariah membidik porsi nasabah ritel mencapai 80 persendari total nasabah. Sementara sisanÂya dari nasabah korporat.
“Kami kejar pertumbuhan premi naik 50 persen dari realisasi tahun lalu,†terang FirÂman. (net)