20151205_ADAM_BUDI-BRAM-2BANDUNG, TODAY – Komisi Disiplin PT Gelora Trisula Semesta (GTS) menghu­kum PERSIB Bandung dengan denda Rp 10 juta. Sanksi itu dalam kasus pelang­garan disiplin terkait tanggung jawab tingkah laku penonton saat PERSIB menjamu Sriwijaya FC pada TSC 2016, di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Ka­bupaten Bandung, Sabtu (30/4/2016).

Pada sidang dipimpin ketua Asep Edwin Firdaus dengan anggota Rosid Mardani dan Yeyen Tumena ditemukan fakta pada pertandingan PERSIB mela­wan Sriwijaya FC pada menit 88 terlihat sekelompok penonton mengarahkan laser berwarna hijau yang ditujukan ke­pada pemain Sriwijaya FC.

Sanksi denda Rp 10 juta kepada PERSIB itu merujuk pada pasal 69 Kode Disiplin ISC karena pelanggaran terha­dap pasal 60 huruf b dan e serta pasal 62 ayat 3 kode disiplin ISC. Denda terse­but wajib dibayar selamat-lambatnya tu­juh hari setelah surat keputusan diteri­ma pihak PERSIB.

Pengulangan terhadap perlang­garan ini akan berakibat hukuman lebih berat. Ancaman maksimal bisa pertand­ingan tanpa penonton.

Kasus penyalaan laser yang diarah­kan kepada pemain Sriwijaya FC saat dijamu PERSIB Bandung Sabtu 30 April 2016 pada TSC 2016, membuat citra bo­botoh menjadi rusak. Padahal, bobotoh sudah dinobatkan sebagai suporter ter­baik pada Piala Bhayangkar 2016.

Pemilihan bobotoh sebagai suporter terbaik karena dinilai kreatif dan inova­tif selama babak penyisihan grup Piala Bhayangkara. Penghargaan bobotoh sebagai suporter terbaik mendapatkan hadiah Rp 100 juta.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Resmi Protes ke AFC Soal Kepemimpinan Wasit Nasrullo Kabirov

Namun, ulah segelintir oknum itu mencoreng nama baik bobotoh. Gen­eral Coordinator Panpel PERSIB, Budhi Bram Rachman menyesalkan kejadian ini terjadi di PERSIB. Padahal, pihak PERSIB sudah bertemu dengan selu­ruh elemen bobotoh untuk sama-sama menjaga ketertiban dan mempertah­ankan citra bobotoh sebagai suporter terbaik 2016.

“Kami berharap pada pertandingan berikutnya tidak ada lagi kejadian seru­pa. Saya salut dan mengucapkan terima kasih kepada bobotoh yang tidak meny­alakan flare saat PERSIB melawan Sri­wijaya FC. Semoga bobotoh juga meng­ingatkan rekan-rekannya untuk tidak menyalkan flare dan laser,” ujarnya.

Menurut Bram, kasus dari laser ini bisa terlihat jelas di televisi. Kejadian juga saat pertandingan tersisa dua me­nit. Oleh karena itu, para oknum ini agar segera sadar dan tidak mengulangi lagi perbuatannya.

“Pastinya, semua bobotoh ingin menjaga predikat sebagai suporter ter­baik. Mari kita sama-sama memperbaiki diri dan mulai hilangkan flare, laser, ra­sis, anarkis di Stadion Si Jalak Harupat,” imbuhnya.

Jadilah Bobotoh Santun dan Kreatif

Denda kepada PERSIB Bandung sebesar Rp 10 juta akibat ulah oknum bobotoh yang menyalakan laser semo­ga tidak terjadi lagi pada pertandingan kandang Maung Bandung. Lebih baik bobotoh melakukan terobosa kreatif di dalam stadion. Misalnya, tetap ber­semangat dengan menyanyikan yel-yel atau bernyanyi bersama untuk mem­bangkitkan motivasi pemain di lapan­gan.

BACA JUGA :  Jonatan Christie Juara Badminton Asia Championship 2024

“Kami melihat bobotoh di tribun Timur, Selatan yang sudah mulai kom­pak. Kemarin lawan Sriwijaya FC, tribun Utara sudah mulai kreatif ber­nyanyi bersama-sama. Tinggal yang di tribun Utama, Barat 1 dan Barat 2 yang belum terlihat. Lebih baik bobotoh di tiap tribun memiliki kreatifitas yang membuat semarak di dalam stadion,” kata General Coordinator Panpel PERS­IB, Budhi Bram Rachman.

Dalam penilaian Bram, bobotoh juga sudah mulai bisa menahan diri tidak melakukan nyanyian bernada rasis. Malahan sebaliknya, bobotoh melakukan kreografi yang cukup unik dan membuat decak kagum orang yang melihatnya. Hal kreatif seperti itu, se­baiknya didukung semua elemen bobotoh sehingga hal-hal perbuatan negatif yang berbuah sanksi meru­gikan PERSIB tidak terjadi lagi.

“Mari lupakan sanksi yang telah terjadi, dan kita s a m a – s a m a menatap per­t andingan berikutnya d e n g a n berbagai inovasi kreatif di dalam stadion. Semua bobotoh sudah bertekad ingin memper­tahankan predikat suporter terbaik di Indonesia. Jadilah bobotoh santun dan kreatif,” pungkasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================