Selama ini, jangkrik (GrylliÂdae) lebih dikenal sebagai bahan pakan burung atau ayam. Bila berkunjung ke kios-kios penjual burung, pasti ada jangkrik yang dijual buat pakÂan burung.
Namun, selain buat pakan buÂrung, ternyata ada juga varietas jangkrik yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Bahkan, kini sudah beberapa pembudidaya jangkrik yang mengolah jangkrik menjadi aneka kudapan, seperti peyek, kerupuk dan lain-lain.
Itulah yang dilakukan BamÂbang Setiawan. Pemilik Trust Jaya Jangkrik ini membudidayakan jangkrik sejak 2010 di lahan seÂluas 1 hektar di Cirebon, Jawa Barat. Menurut Bambang, jenis jangkrik yang bisa dikonsumsi manusia adalah varietas jangkrik kalung dan jangkrik alam.
Bambang menerangkan, vaÂrietas jangkrik ini memiliki gizi yang sangat tinggi melebihi sapi. Ada beberapa kandungan lengÂkap dalam jangkrik yang bisa memberi manfaat pada tubuh. Menurut beberapa penelitian, kata Bambang, jangkrik kalung mengandung protein, asam amiÂno, asam lemak, hormon dan koÂlagen.
Bambang Setiawan memÂbanderol 1 kilogram (kg) jangÂkrik kalung seharga Rp 45.000- Rp 50.000. Sedangkan harga telur jangkrik varietas jangkrik alam dihargai Rp 350.000-Rp 400.000 per kg untuk daerah Jawa. Ada pun varietas telur jangkrik kalung dibanderol Rp 325.000 per kg. Harga kerudidaya per minggunya. Selain jual puk dibanderol Rp 25.000 per bungkus. Bambang mengaku, total omzet baik dari budidaya maupun makanan olahan jangkrik mencapai Rp 500 juta per bulan. Â
Pembudidaya lainnya adalah Nurhaqi Priadi di Bandung. Ia memÂbudidayakan jangkrik sejak 2013 di lahan seluas 3 meter x 2,5 meter dalam ruangan tertutup. Sama halÂnya dengan Bambang, Haqi juga fokus membudidayakan jangkrik konsumsi.
Dia bilang, bedanya jangkrik konsumsi dengan jangkrik untuk pakan hewan adalah proses pengoÂlahan yang memakan waktu lama. “Proses masaknya berulang karena akan dimakan manusia,†kata Haqi.
Ia membanderol jangkrik seÂharga Rp 25.000-Rp 35.000 per kg. Dalam sebulan ia menjual 50 kg jangkrik hidup. Sedangkan untuk jangkrik yang diolah jadi keripik Rp 20.000 per bungkus.
(Yuska Apitya/ktn)