11143395_1604766049735314_7178549034740193921_nAda saja inovasi produk kuliner baru yang bermunculan. Salah satunya adalah menu nasi kucing ini. Kini, Anda bisa menikmati nasi kucing dalam porsi yang lebih besar dengan kemasan modern. Penjualannya pun lewat via online dengan sistem pesan-antar. Para pengusaha nasi kucing kemasan ini bisa mengantongi omzet puluhan juta rupiah per bulan. Seperti apa?

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Bisni s kuliner memang menjadi salah satu sek­tor usaha yang masih diminati para pengusaha. Menu yang dipilih beragam, mulai dari makan­an tradisional, makanan dari lu ar negeri hingga konsep usaha mulai dari gerobak pinggir jalan, kafe atau sistem pesan antar lewat situs internet.

Salah satu makanan tradisional yang kini dijajakan dengan inovasi adalah se go kucing atau nasi kucing. Mu­lai muncul beberapa pelaku usaha yang memodifikasi kemasan makanan khas Yogyakarta ini menjadi lebih modern. Cara penjualannya pun bisa lewat internet .

Seperti Johan Mantik yang mendirikan usaha nasi kucing dalam kemasan bermerek Nasi Juara. Dia mulai menjalankan usaha ini sejak November 2014. Ide usaha ini muncul dari pengalaman pribadinya yang kerap ke­sulitan mendapat sarapan pagi dengan makanan yang higienis dan porsi yang pas.

L antas, Johan mulai mencoba membu at nasi kucing menurut versinya. Jadi, porsi lebih besar daripada nasi kucing pada umumnya, kemasan lebih trendi, dan mu­dah dibawa kemana-mana.

Lagi pula di Jabodet abek, mencari daun pisang seb­agai pembungkus juga sulit . Maka Johan menggunakan wadah plastik yang bisa dibuka atau ditutup rapat.

Nasi Juara memiliki dua varian rasa yaitu nasi kucing ayam dan nasi kucing ikan teri medan yang masing-mas­ing dibanderol Rp 18.000 per porsi. Di dalamnya ada nasi, telur dadar suwir, sayuran, tempe, dan sambal. Johan juga memberi pilihan tiga level kepedasan sambal. “Pangsa pas­arnya adalah kalangan peker ja dan mahasiswa,” kata dia.

Untuk proses produksi, Johan dibantu keluarganya. Kapasitas produksi bisa mencapai 150 porsi sampai 200 porsi per hari. Tidak heran bila dalam sebulan dia bi sa mengantongi omzet lebih dari Rp 50 juta.

Pemasarannya masih di sekitaran Jakarta. Setiap Min­ggu pagi, Nasi Juara juga dijual saat Car Free Day dengan konsep gerai di motor. Johan juga bekerja sama dengan Go -Food untuk mengantarkan makanannya ke kantor-kantor dan kampus.

Pelaku usaha lainnya adalah Eko Danu Saputro yang juga membuat usaha nasi kucing kemasan dengan merek Nasi Me­ong. Nasi Meong berdiri tahun 2014 di Batam, Kepulauan Riau. “Saya membuat nasi kucing yang tidak hanya i sinya nasi, ikan teri, dan sambal, tetapi juga menu lain dan se suatu yang belum ada di Ba­t am,” kata dia.

Nasi Meong memiliki empat menu, yaitu nasi meong ikan asin sambal mercon, nasi meong ayam suwir teriyaki dan nasi meong sambal goreng kentang ati. Harga jualnya Rp 8.000 -Rp 10.000 per porsi.

Dia juga ju al sambal mercon seharga Rp 35.000 per botol. Dalam sehari, dia bi sa memproduksi 100 porsi. Rata-rata Eko dapat mengantongi omzet nasi kuc ing dan sambal mer­con hingga Rp 30 juta per bulan.

(KONTAN)

============================================================
============================================================
============================================================