YERUSALEM TODAY – Aksi kekerasan antara warga Palestina dengan warga Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat semakin meningkat. Presiden Mahmoud Abbas mengaku tak ingin ketegangan ini berujung konfrontasi lanjutan dengan Israel.
Sejak Kamis (1/10/2015), sedikitÂnya empat warga Israel tewas dalam aksi penusukan di wilayah Yerusalem dan penembakan di Tepi Barat. SeÂdangkan dua warga Palestina tewas ditembak polisi Israel, salah satunya bocah 13 tahun yang ditembak dalam bentrokan di kamp pengungsi Aida, Bethlehem.
Hadir dalam acara Organisasi PemÂbebasan Palestina (PLO), seperti dilanÂsir Reuters, Rabu (7/10/2015), Presiden Abbas memberi isyarat dirinya ingin menghindari konflik berlanjut dengan Israel. Perdana Menteri Israel BenjaÂmin Netanyahu sendiri telah menguÂmumkan berbagai langkah keamanan untuk menangkal serangan terhadap warganya.
“Kami memberitahu mereka (IsÂrael) bahwa kami tidak ingin adanya langkah keamanan maupun aksi miÂliter yang semakin meluas,†ucap AbÂbas. “Seluruh instruksi kami kepada jajaran (keamanan) kami, faksi kami dan kaum muda kami bahwa kami tiÂdak ingin adanya perluasan konflik,†tegasnya.
Sebagai bagian dari langkah keÂamanan untuk menangkal serangan yang disebutnya gelombang terorÂisme, tentara Israel menghancurkan dua rumah yang diklaim sebagai rumah miliki militan Palestina. Israel juga menyegel satu rumah lainnya di Yerusalem pada Selasa (6/10/2015) waktu setempat.
Militan yang tinggal di rumah-rumah tersebut, disebut mendalangi serangan terhadap warga Israel pada tahun 2014 lalu dan telah ditembak mati. Namun keluarga militan ini maÂsih tinggal di rumah-rumah tersebut.
Otoritas Israel meyakini aksi penghancuran bersifat hukuman dan memiliki efek jera bagi calon pelaku serangan lainnya. Namun aksi pengÂhancuran semacam ini menuai kecaÂman dari organisasi HAM setempat.
(Yuska Apitya/net)