“Allahuakbar†Suara Gema Takbir Bergemuruh. Isak tangis jamaah dzikir pun pecah, terliputi haru bahagia. Seru-sesak memenuhi ruang utama Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor. Sebelum berikrar syahadat, seorang mualaf dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sangat spesial, yakni ayahandanya.
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Sosok yang selama ini sering berdebat hebat dan tidak pernah menÂgizinkannya memeluk Islam, tiba-tiba hadir dalam himpunan jamaah zikir. Tidak untuk menghalangi dan juga tiÂdak untuk sama-sama berikrar syahadat. Hanya untuk menyakÂsikan putri cantiknya, Mellisa (24), berbalut hidayah Islam.
Sang putri yang ber-KTP Katolik ini hanya bisa terisak dan terbata-bata, “Papa, MelÂlisa sayang Papa. Maafkan Mellisa yang telah bikin Papa kecewa,†ujarnya. SubhanalÂlah, getar suaranya telah diÂpenuhi cahaya tauhid, rasa sayangnya kepada sang ayah tidak memupuskan semanÂgat menjemput hidayah-Nya.
Di hadapan puluhan ribu jamaah zikir bulanan itu, perempuan yang masih terÂcatat sebagai mahasiswi UniÂversitas Pelita Harapan ini pun bersyahadat, “Asyhadu allaa ilaaha illa Allah wa asyÂhadu anna Muhammadar Rasulullah,â€tutur Mellisa. MelÂlisa pun kini berganti nama Islam, yakni Fitriya Zuhda yang berhasil meraih fitrah keÂsuciaan karena kesungguhan.
Berikutnya, Wahyu Sulastri (47), mualaf kedua yang menÂemani Fitriya Zuhda berikrar syahadat, ketika ditanya alaÂsan masuk Islam, ia menjawab, “Karena panggilan hati dan tidak ada paksaan,†katanya.
Perempuan Katolik yang mengaku sering belajar diam-diam dari buku, lingkungan tempat tinggalnya, dan meÂnyaksikan acara-acara keÂagamaan Islam di televisi ini pun menjawab mantap unÂtuk segera berikrar syahadat.