20130715_141445WAKIL Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, kemajuan pasar modal di Indonesia bukan hanya bicara soal goreng-menggoreng saham. Melainkan dengan memajukan ekonomi secara keseluruhan, baik dari sektor riil maupun sektor keuangan. Melalui kolaborasi dua sektor tersebut, ekonomi Indonesia akan tumbuh dengan baik.

Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]

Bursa akan tum­buh bukan hanya menggoreng ha­rapan (goreng sa­ham), tapi mem­buat harapan yang riil, yaitu kemajuan ekonomi itu sendi­ri. Menggoreng harapan bisa dibuat seminggu hilang lagi,” kata JK saat penutupan perda­gangan saham akhir tahun 2015 di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (30/12/2015).

JK menuturkan, pasar modal Indone­sia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura. “Bursa selalu saya katakan, selalau dihitung ke­napa kita bursa di Jakarta pertumbuhannya rendah, kita baru 60% dibanding Sin­gapura 120%, Malaysia 110%,” jelasnya.

Di samping itu, menurut JK masyarakat dalam negeri ma­sih enggan menempatkan da­nanya di pasar modal. Sebab, masyarakat menilai penem­patan dana di deposito sudah cukup menguntungkan.

BACA JUGA :  Kurangi Overthinking dengan Lakukan 6 Kebiasaan Ini

“Kalau pilihannya deposito, (bunganya) masih tinggi maka orang pilih deposito dibanding ketidakpastian bursa. Maka kita harus buat bursa untuk jadi pilihan kita semuanya,” tegas JK.

Indonesia memiliki mod­al besar untuk menjadi negara yang maju. Dari sisi Sumber Daya Alam (SDA), populasi manusia serta le­tak geografis yang mendo­rong aktivitas perdagangan lebih tinggi.

“Jadi marilah kita beker­jasama memajukan negeri yang dapat menimbulkan per­tumbuhan yang baik dengan faktor-faktor yang ada di ling­kungan kita,”pungkasnya.

Dorong BUMN Go Public

Kalla mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar lebih banyak yang tercatat melantai atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). “Iya (saya mendo­rong), karena itu juga cara mencari modal yang lebih murah,” katanya.

JK menjelaskan, ada dua manfaat yang diterima setelah BUMN menjadi perusahaan terbuka. Pertama adalah tam­bahan modal dan yang kedua adalah menunjang agar men­jadi lebih transparan.

BACA JUGA :  Pengurus BPPD Kota Bogor Dilantik, Bima Arya Beri Masukan Ini

“Jadi disamping mening­katkan modalnya, juga untuk transparansinya timbul. Kare­na kalau terbuka, itu pasti transparansinya lebih tinggi dibanding­kan yang t e r t u ­tup,” paparnya.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Haddad menam­bahkan, dari 119 BUMN han­ya kurang dari seperempat BUMN yang tercatat di pasar modal.

“Mendengar komentar Pak JK dapat mendukung BUMN-BUMN masuk ke pasar modal, kemudian bursa juga akan diisi oleh investor-investor domestik,” terang Muliaman.

OJK akan melakukan berb­agai upaya agar hal tersebut dapat terealisasi. Misalnya dengan mempersingkat pros­es persyaratan.

“Kita akan terus memper­mudah mempersingkat me­nyederhanakan. Jadi lebih disederhanakan dari 45 hari menjadi 35 hari. Upaya ter­us dilakukan karena kesan orang Indonesia masuk bur­sa itu ribet,” kata Muliaman.

============================================================
============================================================
============================================================