WAKIL Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, kemajuan pasar modal di Indonesia bukan hanya bicara soal goreng-menggoreng saham. Melainkan dengan memajukan ekonomi secara keseluruhan, baik dari sektor riil maupun sektor keuangan. Melalui kolaborasi dua sektor tersebut, ekonomi Indonesia akan tumbuh dengan baik.
Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]
Bursa akan tumÂbuh bukan hanya menggoreng haÂrapan (goreng saÂham), tapi memÂbuat harapan yang riil, yaitu kemajuan ekonomi itu sendiÂri. Menggoreng harapan bisa dibuat seminggu hilang lagi,†kata JK saat penutupan perdaÂgangan saham akhir tahun 2015 di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
JK menuturkan, pasar modal IndoneÂsia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura. “Bursa selalu saya katakan, selalau dihitung keÂnapa kita bursa di Jakarta pertumbuhannya rendah, kita baru 60% dibanding SinÂgapura 120%, Malaysia 110%,†jelasnya.
Di samping itu, menurut JK masyarakat dalam negeri maÂsih enggan menempatkan daÂnanya di pasar modal. Sebab, masyarakat menilai penemÂpatan dana di deposito sudah cukup menguntungkan.
“Kalau pilihannya deposito, (bunganya) masih tinggi maka orang pilih deposito dibanding ketidakpastian bursa. Maka kita harus buat bursa untuk jadi pilihan kita semuanya,†tegas JK.
Indonesia memiliki modÂal besar untuk menjadi negara yang maju. Dari sisi Sumber Daya Alam (SDA), populasi manusia serta leÂtak geografis yang mendoÂrong aktivitas perdagangan lebih tinggi.
“Jadi marilah kita bekerÂjasama memajukan negeri yang dapat menimbulkan perÂtumbuhan yang baik dengan faktor-faktor yang ada di lingÂkungan kita,â€pungkasnya.
Dorong BUMN Go Public
Kalla mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar lebih banyak yang tercatat melantai atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). “Iya (saya mendoÂrong), karena itu juga cara mencari modal yang lebih murah,†katanya.
JK menjelaskan, ada dua manfaat yang diterima setelah BUMN menjadi perusahaan terbuka. Pertama adalah tamÂbahan modal dan yang kedua adalah menunjang agar menÂjadi lebih transparan.
“Jadi disamping meningÂkatkan modalnya, juga untuk transparansinya timbul. KareÂna kalau terbuka, itu pasti transparansinya lebih tinggi dibandingÂkan yang t e r t u Âtup,†paparnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Haddad menamÂbahkan, dari 119 BUMN hanÂya kurang dari seperempat BUMN yang tercatat di pasar modal.
“Mendengar komentar Pak JK dapat mendukung BUMN-BUMN masuk ke pasar modal, kemudian bursa juga akan diisi oleh investor-investor domestik,†terang Muliaman.
OJK akan melakukan berbÂagai upaya agar hal tersebut dapat terealisasi. Misalnya dengan mempersingkat prosÂes persyaratan.
“Kita akan terus memperÂmudah mempersingkat meÂnyederhanakan. Jadi lebih disederhanakan dari 45 hari menjadi 35 hari. Upaya terÂus dilakukan karena kesan orang Indonesia masuk burÂsa itu ribet,†kata Muliaman.