20131113_pasar-blok-g-tanah-abang-sepi-pengunjung_8376JAKARTA, TODAY — Pasca serangkaian teror bom dan rentetan tembakan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) lalu, pusat perbelanjaan Tanah Abang sepi pengunjung. Sejumlah pedagang mengalami penurunan omzet yang sangat drastis.

“Drastis turun, pokoknya sepi sekali pas hari ada bom. Pada tutup orang, yang beli juga mung­kin nggak pergi-pergi dulu. Kalau Senin-Kamis kan biasanya Tanah Abang pasti ramai, pas bom hampir nggak ada yang beli, sepinya minta am­pun,” tutur Widia (40), pedagang kebaya Blok B Pasar Tanah Abang, Minggu (17/1/2016).

Dia melanjutkan, saat bom terjadi, omzet turun drastis hingga mencapai 30%. “Kemudi­an sehari setelahnya masih sepi, turun 30% kira-kira, kalau sekarang sudah normal sep­erti biasa. Omzet harian tahun ini kadang dapat Rp 3 juta saja sudah syukur,” ujar Widia.

BACA JUGA :  Resep Membuat Semur Daging Betawi yang Enak Anti Gagal

Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lainnya, Novri. Menu­rutnya, omzet pen­jualannya sempat menurun hingga 30% lebih saat warga Jakarta ribut-ribut soal bom di Thamrin. “Turun langsung sekitar 30%. Tapi besoknya hari Jumat lang­sung normal kayak biasa lagi, ngefek pasti, tapi buat kita di Tanah Abang nggak lama,” jelasnya.

Novri mengungkapkan, sejum­lah pemilik toko di Tanah Abang sempat menutup tokonya siang itu juga setelah kabar ledakan di Tham­rin meluas. “Itu juga yang buat orang mau beli sepi, pada nggak jadi beli, karena lihat toko-toko ada yang tu­tup sementara. Kalau saya sendiri waktu itu nggak tutup,” kata peda­gang baju muslim ini.

BACA JUGA :  Menu Tanggal Tua dengan Tumis Buncis dan Tempe yang Nikmat Dimakan Bareng Keluarga

Novri berujar, saat ini kondisi pasar berangsur pulih. Aktivitas jual-beli juga mulai normal. Toko-toko mulai buka kembali dan pengunjung normal seperti biasa.

“Sekarang awal tahun malah makin sulit orang dagang. Tahun lalu yang katanya orang lagi susah masih bisa jualan Rp 5 juta sehari di luar dekat puasa, sekarang dapat Rp 3 juta sehari saja sudah untung banget,” ujarnya.

Kendati demikian, lanjut Novri, dirinya tak mengetahui penyebab semakin sepinya pembeli yang da­tang berbelanja di pusat grosir ter­besar se-Asia Tenggara tersebut. “Kurang tahu kalau saya, orang lagi hemat mungkin. Tahunnya semakin sepi saja awal tahun,” katanya.

(Yuska Apitya/dtk)

============================================================
============================================================
============================================================