UNTUK mewujudkan pemenuhan kebutuhan air di Kota Bogor, rencana pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Bogor tahun 2015-2019 dimatangkan oleh Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto. PDAM pun menjamin proyek ini bakal terwujud di tahun 2017.
RIZKY DEWANTARA
[email protected]
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) mendukung terwujudnya kebutuÂhan air baku bagi warga Bogor, seÂbagai salah satu sistem yang dibanÂgun untuk mewujudkan perkotaan yang nyaman. Dengan begitu, upaya menjadikan Bogor sebagai kota hijau akan cepat terealisasi.
Walikota Bogor, Bima Arya SuÂgiarto mengatakan, Kota Bogor berkomitmen untuk membangun SPAM yang harus dicapai dan disÂelesaikan hingga 2019 mendatang. Komitmen itu tentu sangat beralaÂsan, mengingat Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR dan Dirjen SDA, keduanya sudah hadir di Kota Bogor. Bima memaparkan bahwa bantuan dari pusat dan provinsi jika sesuai dengan skema, pembangunan sisÂtem ini pasti akan berjalan dengan baik. “Saya yakin 100 persen bahwa program ini akan berjalan dan sesuai target,†ungkapnya.
Politikus Partai PAN ini membeÂberkan, direktur utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta PaÂkuan Kota Bogor, mempertaruhkan jabatannya, jika pada tahun 2017 hal pemenuhan air tidak tercapai, dirinÂya siap diberhentikan. “Komitmen Kota Bogor tidak untuk mencapai target saja. Tapi untuk membangun masyarakat yang berkualitas dan pembangunan yang berkelanjutan,†kata dia.
Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR, Andreas Suwono, mengatakan kota-kota akan semakin padat penduduk dan konflik ruang serta kepentingan laÂhan lain di perkotaan akan terjadi. Di sisi lain kota ini sebagai engine of grow. “Bogor akan dijadikan kota hijau untuk mewujudkan perkotaan yang nyaman. Saya kira fokus yang pertama yang harus dilakukan adaÂlah bagaimana kita membangun sisÂtem. Untuk itu, kebutuhan air baku harus terpenuhi,†ungkapnya saat rapat koordinasi dan sinkronisasi rencana SPAM Kota Bogor, Jum’at (2/10/2015) sore.
Pembangunan SPAM Kota BoÂgor direncanakan akan dimulai di awal 2016. Sementara, penganggaÂran untuk pekerjaan ini baru akan dibahas di akhir tahun 2015. Secara nasional, pembangunan sejumlah SPAM di berbagai daerah ini dilakuÂkan untuk mengatasi keterbatasan air baku yang tidak merata di berÂbagai wilayah, serta untuk mencapai target pemerintah untuk meningkatÂkan akses air layak minum hingga 100% di tahun 2019. Upaya pemerinÂtah untuk menambah ketersediaan SPAM regional selain untuk meningÂkatkan pelayanan dan kebutuhan air minum yang layak bagi masyarakat, juga dapat menghemat anggaran dalam pembangunan instalasi penÂgolahan air minum (IPA) dan jarinÂgan distribusinya.
Andreas menuturkan, ada 49 waduk yang baru di Indonesia yang mendukung pembangunan SPAM reÂgional dalam membantu pemenuhan air. Dia juga menegaskan, pihaknya akan memfasilitasi pemerintah daeÂrah dengan sebaik-baiknya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan air baku bagi masyarakat. “Kita akan lakukan fasilitasi bagaimana kota-koÂta itu layak ditinggali dengan pemenÂuhan air yang baik. Tingkat kelahiÂran di Indonesia sampai saat masih cukup tinggi, sehingga pemenuhan air juga otomatis meningkat,†ungÂkapnya.
Andreas menambahkan, pemÂberdayaan masyarakat untuk melÂakukan penghematan air dan melÂakukan efisiensi penggunaan air, juga cukup penting. Program yang terkait mendorong pemberdayaan masyarakat ini juga harus disiapkan. “Program pemeranan masyarakat itu misalnya ada program sanitasi masyarakat (sanimas). Adanya proÂgram itu juga merupakan upaya pengurangan kebocoran pipa yang harus ditekan sampai 20 persen,†ujarnya. Ia juga menegaskan, tarif air bersih juga harus bisa menutup biaya operasional PDAM, mengingat tarif saat ini bervariatif dari Rp 2000 sampai Rp 8000 per meter kubik. “PDAM harus bisa menyiapkan acÂtion plan sehingga tingkat pelayanan meningkat,†tuntasnya.
Terpisah, Kepala Pusat Air Baku dan Air Tanah pada Dirjen Sumber Daya Air, Dwi Sugianto mengatakan pihaknya akan mensinergiskan dari hulu sampai hilir untuk pemenuhan air baku ini. Dwi menjelaskan, untuk peningkatan kapasitas air baku, sumÂber air dari Ciliwung juga bisa dipaÂkai. “Bendungan Katulampa ini bisa mengairi 7400 hektar lahan sawah dan sekarang hanya 340 hektar saja. Jadi pemanfaatan bisa dilakukan kaÂrena adanya pengurangan pemanÂfaatan,†katanya. Dwi membeberkan pihaknya saat ini tengah membangun pipa transmisi dengan kapasitas 600 meter perdetik, letaknya 2 kilometer dari bendungan Katulampa dengan panjang pipa 1400 meter. “Itu bisa mensuplai air dan mengatur laju air di sungai Ciliwung. Ini juga dilakukan untuk meningkatkan air baku untuk air bersih,†jelasnya. (*)