Untitled-14UNTUK mewujudkan pemenuhan kebutuhan air di Kota Bogor, rencana pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Bogor tahun 2015-2019 dimatangkan oleh Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto. PDAM pun menjamin proyek ini bakal terwujud di tahun 2017.

RIZKY DEWANTARA
[email protected]

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) mendukung terwujudnya kebutu­han air baku bagi warga Bogor, se­bagai salah satu sistem yang diban­gun untuk mewujudkan perkotaan yang nyaman. Dengan begitu, upaya menjadikan Bogor sebagai kota hijau akan cepat terealisasi.

Walikota Bogor, Bima Arya Su­giarto mengatakan, Kota Bogor berkomitmen untuk membangun SPAM yang harus dicapai dan dis­elesaikan hingga 2019 mendatang. Komitmen itu tentu sangat berala­san, mengingat Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR dan Dirjen SDA, keduanya sudah hadir di Kota Bogor. Bima memaparkan bahwa bantuan dari pusat dan provinsi jika sesuai dengan skema, pembangunan sis­tem ini pasti akan berjalan dengan baik. “Saya yakin 100 persen bahwa program ini akan berjalan dan sesuai target,” ungkapnya.

Politikus Partai PAN ini membe­berkan, direktur utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pa­kuan Kota Bogor, mempertaruhkan jabatannya, jika pada tahun 2017 hal pemenuhan air tidak tercapai, dirin­ya siap diberhentikan. “Komitmen Kota Bogor tidak untuk mencapai target saja. Tapi untuk membangun masyarakat yang berkualitas dan pembangunan yang berkelanjutan,” kata dia.

Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR, Andreas Suwono, mengatakan kota-kota akan semakin padat penduduk dan konflik ruang serta kepentingan la­han lain di perkotaan akan terjadi. Di sisi lain kota ini sebagai engine of grow. “Bogor akan dijadikan kota hijau untuk mewujudkan perkotaan yang nyaman. Saya kira fokus yang pertama yang harus dilakukan ada­lah bagaimana kita membangun sis­tem. Untuk itu, kebutuhan air baku harus terpenuhi,” ungkapnya saat rapat koordinasi dan sinkronisasi rencana SPAM Kota Bogor, Jum’at (2/10/2015) sore.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Pepes Tahu Kemangi yang Simple dan Sederhana

Pembangunan SPAM Kota Bo­gor direncanakan akan dimulai di awal 2016. Sementara, pengangga­ran untuk pekerjaan ini baru akan dibahas di akhir tahun 2015. Secara nasional, pembangunan sejumlah SPAM di berbagai daerah ini dilaku­kan untuk mengatasi keterbatasan air baku yang tidak merata di ber­bagai wilayah, serta untuk mencapai target pemerintah untuk meningkat­kan akses air layak minum hingga 100% di tahun 2019. Upaya pemerin­tah untuk menambah ketersediaan SPAM regional selain untuk mening­katkan pelayanan dan kebutuhan air minum yang layak bagi masyarakat, juga dapat menghemat anggaran dalam pembangunan instalasi pen­golahan air minum (IPA) dan jarin­gan distribusinya.

Andreas menuturkan, ada 49 waduk yang baru di Indonesia yang mendukung pembangunan SPAM re­gional dalam membantu pemenuhan air. Dia juga menegaskan, pihaknya akan memfasilitasi pemerintah dae­rah dengan sebaik-baiknya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan air baku bagi masyarakat. “Kita akan lakukan fasilitasi bagaimana kota-ko­ta itu layak ditinggali dengan pemen­uhan air yang baik. Tingkat kelahi­ran di Indonesia sampai saat masih cukup tinggi, sehingga pemenuhan air juga otomatis meningkat,” ung­kapnya.

BACA JUGA :  Wajib Tahu! Ini Dia Manfaat Okra untuk Diet Turunkan BB

Andreas menambahkan, pem­berdayaan masyarakat untuk mel­akukan penghematan air dan mel­akukan efisiensi penggunaan air, juga cukup penting. Program yang terkait mendorong pemberdayaan masyarakat ini juga harus disiapkan. “Program pemeranan masyarakat itu misalnya ada program sanitasi masyarakat (sanimas). Adanya pro­gram itu juga merupakan upaya pengurangan kebocoran pipa yang harus ditekan sampai 20 persen,” ujarnya. Ia juga menegaskan, tarif air bersih juga harus bisa menutup biaya operasional PDAM, mengingat tarif saat ini bervariatif dari Rp 2000 sampai Rp 8000 per meter kubik. “PDAM harus bisa menyiapkan ac­tion plan sehingga tingkat pelayanan meningkat,” tuntasnya.

Terpisah, Kepala Pusat Air Baku dan Air Tanah pada Dirjen Sumber Daya Air, Dwi Sugianto mengatakan pihaknya akan mensinergiskan dari hulu sampai hilir untuk pemenuhan air baku ini. Dwi menjelaskan, untuk peningkatan kapasitas air baku, sum­ber air dari Ciliwung juga bisa dipa­kai. “Bendungan Katulampa ini bisa mengairi 7400 hektar lahan sawah dan sekarang hanya 340 hektar saja. Jadi pemanfaatan bisa dilakukan ka­rena adanya pengurangan peman­faatan,” katanya. Dwi membeberkan pihaknya saat ini tengah membangun pipa transmisi dengan kapasitas 600 meter perdetik, letaknya 2 kilometer dari bendungan Katulampa dengan panjang pipa 1400 meter. “Itu bisa mensuplai air dan mengatur laju air di sungai Ciliwung. Ini juga dilakukan untuk meningkatkan air baku untuk air bersih,” jelasnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================