Untitled-13BOGOR TODAY – Komisi A DPRD Kota Bogor pekan depan akan mengambil tindakan terkait pem­bangunan eks Pangrango Plaza, yang akan dijadikan Mall dan Rumah Sakit oleh PT Giri Mulya Perkasa selaku kontraktor bangu­nan tersebut. Langkah Komisi A dalam menindak kontraktor yang melakukan aktivitas pemban­gunan tanpa mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ini, masih dirahasiakan.

Ketua Komisi A DPRD Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menegas­kan, pihaknya akan melakukan tindakan kepada PT Giri Mulya Perkasa selaku kontraktor yang menggarap eks Pangrango Plaza. Namun, saat ditanya tindakan apa yang akan dilakukan, dirinya eng­gan memberikan komentar. “Masa kita kasih tahu duluan sebelum bertindak, yang pasti kami tidak akan main-main bagi mereka yang melanggar hukum,” tegasnya.

BACA JUGA :  Tes Kepribadian: Sifat dan Karakter Tersembunyi Seseorang Diungkap dari Bentuk Kaki

Pria penghobi motor besar ini juga menjelaskan, pihaknya mempertanyakan payung hu­kum terkait revisi bangunan mal tersebut, seperti addendum, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pemanfaatan bangunan itu. Ia kembali mengatakan, pihaknya juga ingin tahu proses-proses perizinan yang telah dilaku­kan oleh PT Giri Mulya Perkasa terkait. “Selain mempertanyakan addendum, kami juga ingin pa­ham rekayasa lalu lintas antara rumah sakit dan mall dalam satu gedung,” kata dia.

Sebelumnya, Direktur PT Giri Mulya Perkasa, Randolph Latu­mahina, mengata­kan, bahwa pihaknya masih mengurus Izin Mendirikan Bangu­nan (IMB) di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Pena­naman Modal (BPPT PM) Kota Bogor.“Saat ini kita masih dalam proses perizinan, yaitu mal dan rumah sakit,” kata dia ke­pada BOGOR TODAY.

BACA JUGA :  Soto Ayam Semarang, dengan Kelezatan yang Bikin Ketagihan untuk Menu Makan Barrng Keluarga

Menurut Ran­dolph, tujuan dilaku­kan pembangunan di lahan milik Pem­kot Bogor tersebut, dimaksudkan untuk memanfaatkan aset dalam menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor. “Kami ingin membantu Pemkot Bogor agar memiliki kel­ebihan (pendapatan, Red), kare­na banyak aset-aset daerah yang belum dioptimalkan,” jelasnya.

(Rizky Dewantara)

============================================================
============================================================
============================================================