BOGOR, Today – Perang melawan narÂkoba digaungkan oleh ratusan peÂlajar SMA dan SMK di Kota Bogor. Mereka juga bertekad menjauhi narkoba dan menyatakan perang dengan cara membuat film dokuÂmenter soal narkoba. Semangat itu datang dari Gedung Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB), Jl Pajajaran, Bogor, Kamis (3/9/2015). Acara menjadi meriah dengan kedatangan para calon film maker yang hendak belajar membuat film dokumenter. “Ya bisa kita lihat peserta di sini penuh, anak-anaknya ramai, atraktif. Apalagi kita roadshow serentak di 3 kota ya, Malang, Solo dan Bogor,†ujar Ketua Harian Eagle Institute, Bambang Khamid.
Semangat melawan narkoba itu didorong melalui deklarasi anti narkoba pelajar dan pemuda se-Kota Bogor sebagai rangkaian kegiatan pembuka yang merupakan kerjasama KNPI Kota BoÂgor, Eagle Institute dan Metro TV. PembuÂkaan diawali sambutan Ketua KNPI Kota Bogor dan Asda Kota Bogor, Toto M. Ulum dan dilanjutkan dengan penandatangan deklarasi anti narkoba oleh Ketua KNPI Kota Bogor, Kadis Pendidikan Kota Bogor, Edgar Suratman dan Toto M. Ulum yang langsung dilanjutkan oleh para pelajar.
Ketua KNPI Kota Bogor, Hasbulloh mengungkapkan, deklarasi ini merupakÂan bagian dari semangat program yang diusung oleh KNPI Kota Bogor untuk membangun generasi muda yang berÂsih, sehat, cerdas dan kreatif. “Ini meruÂpakan genderang perang berikutnya bagi para pecandu narkoba. Karenanya, kita harus lawan para pecandu itu dengan membangun kreativitas dan pembuaÂtan film merupakan salah satu usaha kreatif untuk mendorong semangat anti narkoba,†ujar Hasbulloh keÂpada BOGOR TODAY.
Film dokumenter disini diÂharapkan menjadi medium baru bagi para siswa sekolah untuk berkreasi. Bahkan menyampaikan isnpirasi dalam ‘bahasa’ remaja, termasuk kampanye perang melaÂwan narkoba. Gelaran acara ini juga merupakan roadshow Eagle Junior DocuÂmentary Camp 2015 dengan mengusung tema “Filmku Suaraku, Lawan Narkoba†di tiga kota secara serentak, Bogor, Solo dan Malang. Melalu tema ini, para pelajar diajak meningkatkan kesadaran tentang ancaman narkoba. Bahkan ikut aktif dalam perang melawan bahaya narkoba melalui kegiatan produktif, membuat film adalah salah satunya.
Lilis Sucahyo menyampaikannya pengalamannya membuat film dokumenter. Sebagai film maker, pria yang kerap disapa Cahyo ini berbagi pengalamannya selama membuat dokumenter dari pra hingga pasca produksi. Mulai dari membuat ide kreatif, story line, saat pengambilan gambar dan editing. “Pokoknya takut mencoba. Bikin film itu mudah kok. Selalu ada jalan kalau sudah punya niat berkarya luar biasa,†ujarnya memberi semangat.
(Rifky Setiadi)