224436_deputi-gubernur-senior-bi--mirza-adityaswara_663_382BANK Indonesia menilai wajar terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di akhir tahun ini. Selain kebutuhan USD meningkat, juga terdampak rencana kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed)yang akan disampaikan 16-17 Desember ini.

Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityas­wara, mengatakan, pergerakan rupiah saat ini sudah dalam perkiraan BI, meskipun investor telah merespon lebih dahulu sebe­lum keputusan disampaikan. “Ya sebenarnya sudah diper­kirakan, menjelang 17 De­sember ada aktivitas demand terhadap dolar,” ungkapnya di Gedung DPR, Jakarta, Se­lasa (15/12/2015)

Di samping itu juga ada peningkatan kebutuhan USD di dalam negeri menjelang akhir tahun. Di antaranya adalah pembayaran cicilan utang luar negeri oleh perusahaan dan pembagian dividen. Se­hingga wajar USD kembali menembus Rp 14.000.”Kemudian juga ada kebutuhan akhir tahun, jadi sesuatu yang wajar saja,” tegasnya.

BACA JUGA :  Kompetisi Mobil RC, Salurkan Hobi di Bulan Ramadan

BI akan tetap memantau pergerakan rupiah, terutama pasca keputusan The Fed. Meskipun besar kemungki­nan akan ada kenaikan suku bunga AS sebesar 25 basis poin. “Yang penting nanti setelah tanggal 17 bagaimana reaksinya. BI ada di pasar untuk menjaga kurs,” ujar Mirza.

Mirza mengakui, posisi rupiah masih belum mencer­minkan fundamentalnya. Hal ini dikarenakan sentimen eksternal yang mempengaruhi pasar keuangan.

BACA JUGA :  Dessert Lezat dengan Puding Jagung Manis Malaysia yang Lembut Legit

“Kalau dilihat dari funda­mental yang membaik ya un­dervalue. Cuma kan memang nilai fundamental itu, kurs pasar tidak berjalan seiring. Saat pasar digerakkan oleh sentimen maka kurs di pasar nggak ketemu. Saat sentimen terhadap China, Fed mereda, maka ketemu lagi,” paparnya.

Anggaran BI Naik

Sementara itu, BI juga men­gajukan anggaran Rp 10,3 trili­un untuk tahun depan kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Anggaran tersebut naik 20,12% diband­ingkan tahun ini yang sebesar Rp 8,6 triliun.

Demikian data rapat Ang­garan Tahunan Bank Indone­sia (ATBI) antara BI dan Komi­si XI, Selasa (15/12/2015).

============================================================
============================================================
============================================================