MEMILIKI Bidang Pengendalian Operasional (Dalops) dalam mengatur keruwetan lalu lintas serta kendaraan umum nakal, rupanya tak berguna bagi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor. Pembiaran pun terus dilakukan terhadap angkutan umum (angkot) yang menjadikan badan jalan layaknya terminal.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Tercatat, di kawasan pusat pemerinÂtahan saja, ada tiga hingga empat titik yang kerap dijadiÂkan terminal bayangan. Mulai dari bilangan simpang Jalan Alternatif Sentul yang kerap dijadikan pool taksi dan tiga sisanya berada di sepanjang JaÂlan Tegar Beriman.
Akibatnya, masyarakat banÂyak yang mengeluh. Sebelum menjamurnya angkot, jantung pemerintahan Kabupaten BoÂgor itu kerap dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengguÂnakan trotoar hingga badan jaÂlan sebagai lapak berjualan.
“Kalau begini mah saja boÂhong. PKL-nya sih memang bersih. Tapi jadi banyak angÂkot gitu. Kalau disuruh pilih, mendingan banyak PKL biar macet juga saya gampang kalau mau cari makanan,†kata Nurul Fitriana (31) warga Bojonggede, Jumat (29/4/2016).
Sementara Kepala Seksi Dalops pada DLLAJ Kabupaten Bogor, Bisma Wisuda mengaku, rapat pembahasan penertiban angkot itu pun molor dari jadÂwal sebelumnya yang diagenÂdakan pada Jumat (29/4/2016).
Bisma beralasan, pihaknya diundang untuk menghadiri simulasi pengamanan kota yang diadakan Polres Bogor pada hari yang sama. “Ada simÂulasi pengaman dari Polres BoÂgor. Kami diundang jadi pemÂbahasan angkot itu baru Senin (2/5/2016),†katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Adang Suptandar pun mengakui jika angkot itu meÂmang mengganggu. Pasalnya, membersihkan Pedagang Kaki Lima (PKL) bukan hal mudah. Namun kini malah tempat angÂkot ngetem.
“Saya sudah tegur Kepala DLLAJ (Soebiantoro, red). NaÂmun, lihat saja apa tindakanÂnya. Katanya sih mau rapat dulu supaya efeknya bisa perÂmanen. Karena itu memang mengganggu pengguna jalan,†tukas Adang.
Menurutnya, angkot-angkot yang mangkal di dua ujung Jalan Tegar Beriman memang harus ditertibkan segera. “Tunggu saja apa yang akan dilakukan DLLAJ. Karena kami tidak mudah lho menertibkan PKL,†cetusnya.