Untitled-10MEMILIKI Bidang Pengendalian Operasional (Dalops) dalam mengatur keruwetan lalu lintas serta kendaraan umum nakal, rupanya tak berguna bagi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor. Pembiaran pun terus dilakukan terhadap angkutan umum (angkot) yang menjadikan badan jalan layaknya terminal.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Tercatat, di kawasan pusat pemerin­tahan saja, ada tiga hingga empat titik yang kerap dijadi­kan terminal bayangan. Mulai dari bilangan simpang Jalan Alternatif Sentul yang kerap dijadikan pool taksi dan tiga sisanya berada di sepanjang Ja­lan Tegar Beriman.

Akibatnya, masyarakat ban­yak yang mengeluh. Sebelum menjamurnya angkot, jantung pemerintahan Kabupaten Bo­gor itu kerap dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menggu­nakan trotoar hingga badan ja­lan sebagai lapak berjualan.

BACA JUGA :  DPP Partai Golkar Dukung Penuh Jaro Ade di Pilkada 2024

“Kalau begini mah saja bo­hong. PKL-nya sih memang bersih. Tapi jadi banyak ang­kot gitu. Kalau disuruh pilih, mendingan banyak PKL biar macet juga saya gampang kalau mau cari makanan,” kata Nurul Fitriana (31) warga Bojonggede, Jumat (29/4/2016).

Sementara Kepala Seksi Dalops pada DLLAJ Kabupaten Bogor, Bisma Wisuda mengaku, rapat pembahasan penertiban angkot itu pun molor dari jad­wal sebelumnya yang diagen­dakan pada Jumat (29/4/2016).

Bisma beralasan, pihaknya diundang untuk menghadiri simulasi pengamanan kota yang diadakan Polres Bogor pada hari yang sama. “Ada sim­ulasi pengaman dari Polres Bo­gor. Kami diundang jadi pem­bahasan angkot itu baru Senin (2/5/2016),” katanya.

BACA JUGA :  Kolaborasi Antisipasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Pohon di Wilayah Kabupaten Bogor

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Adang Suptandar pun mengakui jika angkot itu me­mang mengganggu. Pasalnya, membersihkan Pedagang Kaki Lima (PKL) bukan hal mudah. Namun kini malah tempat ang­kot ngetem.

“Saya sudah tegur Kepala DLLAJ (Soebiantoro, red). Na­mun, lihat saja apa tindakan­nya. Katanya sih mau rapat dulu supaya efeknya bisa per­manen. Karena itu memang mengganggu pengguna jalan,” tukas Adang.

Menurutnya, angkot-angkot yang mangkal di dua ujung Jalan Tegar Beriman memang harus ditertibkan segera. “Tunggu saja apa yang akan dilakukan DLLAJ. Karena kami tidak mudah lho menertibkan PKL,” cetusnya.

============================================================
============================================================
============================================================