BOGOR, TODAYÂ – Badan UsaÂha Milik Daerah (BUMD) KabuÂpaten Bogor, PT Sayaga Wisata diminta untuk mengkaji ulang mengenai rencana pembanguÂnan hotel berbintang.
Pasalnya, Pemkab Bogor hanya mengucurkan modal usaha sebesar Rp75 miliar yang bisa digunakan pada 2016 mendatang. Hal itu setelah deÂwan mensahkan Raperda PeÂnyertaan Modal menjadi Perda dalam Sidang Paripurna di Gedung Serbaguna II SekretarÂiat Daerah Kabupaten Bogor, Kamis (26/11/2015).
Selaku pemegang saham, Bupati Bogor, Nurhayanti menÂgungkapkan, dengan besaran Rp 75 miliar, PT Sayaga harus melakukan kajian ulang dalam rencana bisnis kedepan. MenÂurutnya, dengan modal terseÂbut, sangat kecil kemungkinan untuk mendirikan sebuah hoÂtel berbintang.
“Banyak masukan dari seÂjumlah fraksi. Seperti harus sejalan dengan RPJMD dan melalui kajian yang jauh lebih komprehensif dalam rencana bisnis mereka. Jadi kemungÂkinan bakal ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) lagi nanti,†kata Nurhayanti.
Mantan Sekda Kabupaten Bogor ini menambahkan, penyertaan modal ini dibagi dalam dua termin, yakni 70 persen pada tahun 2016 dan 30 persen sisanya tahun 2017. Yanti pun tidak menampik jika bakal ada penambahan modal.
Sebelumnya, sempat munÂcul jika Panitia Khusus (PanÂsus) Penyertaan Modal bakal menambah penyertaan modal hingga mencapai Rp 123 miliar. Karena mereka menginginkan PT Sayaga mendirikan hotel bintang tiga yang notabene tidak akan cukup dengan uang Rp 75 miliar.
“Ya kan pada akhirnya yang menentukan pemegang saham. Jadi, uang itu mau diÂgunakan untuk apa itu terserÂah jajaran eksekutif,†kata KetÂua Pansus Penyertaan Modal, Yuyud Wahyudin.
Sementara Direktur Utama PT Sayaga Wisata, Safrudin JuÂfri mengatakan, RUPS digelar segera setelah disahkan Perda Penyertaan modal ini. MenuÂrutnya, PT Sayaga Wisata tidak menutup kemungkinan untuk menggandeng pihak ketiga.
“RUPS untuk menentukan beberapa wacana bisnis lain di luar hotel. Karena saat ini tidak mungkin hotel seperÂtinya. Kalaupun membangun hotel, kami maunya ya bintang tiga. Pandangan fraksi-fraksi di DPRD juga musti diakomodir sebagai masukan untuk kami,†ujarnya.
Menurutnya, ada salah satu masukan dari fraksi agar BUMD pimpinannya membanÂgun infrastruktur di kawasan-kawasan wisata.
“Bisa saja, tapi kan kalau membangun infrastruktur, balik modalnya memerlukan waktu lama. Nah, kalau misÂalnya membangun hotel, kami perkirakan, balik modalnya bisa dalam kurun enam taÂhun,†pungkasnya.
(Rishad Noviansyah)