JAKARTA TODAYÂ – 49 negara telah mengkorfirmasi akan menghadiri KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta pada 6-7 Maret 2016. Pada konferensi yang akan diselenggarakan di Jakarta ConÂvention Center (JCC) itu akan fokus dibahas mengenai permasalahan Palestina.
“Rangkaian KTT akan dilakukan pada tanggal 6-7 Maret. Tanggal 6 akan dibagi dua, pertemuan senior ofÂficial meeting dan pertemuan tingkat menteri di mana saya yang akan meÂmimpin pertemuan tersebut,†kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi di Kantor Staf Kepresidenan, Jl VetÂeran, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).
Pada hari kedua, yakni tanggal 7 Maret, akan dibahas sepenuhnya mengenai permasalahan Palestina. Palestina memang secara khusus meÂminta Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT luar biasa OKI ini. “TangÂgal 7 Maret akan full digunakan sebÂagai penyelenggaraan KTT. Saya ingin tekankan bahwa KTT ini adalah KTT luar biasa, jadi KTT ini diselenggaraÂkan karena adanya concern dari situaÂsi Palestina di lapangan yang kita lihat semakin hari tidak semakin membaik dan justru semakin mengkhwatirkan. Oleh karena itu Palestina meminta agar OKI menyelenggarakan KTT luar biasa khusus untuk membahas isu Palestina,†jelas Retno.
Retno mengungkapkan, IndoneÂsia akan mengambil peran penting dalam pembahasan isu-isu masalah Palestina ini. Apalagi, masalah PalÂestina kini mulai tidak diperhatikan dunia internasional. “Kita ingin meÂletakkan ingin isu Palestina kembali ke radar dunia internasional terhaÂdap permasalahan Palestina. Karena situasi dunia sedang sangat encer, dinamis, konflik terjadi di banyak tempat. Oleh karena itu kita ingin isu Palestina yang sampai sekarang yang belum selesai tersebut, kembali ke radar dunia internasional. Oleh karena itu KTT ini sangat penting,†tuturnya.
“Harapan akan adanya persatuÂan, keyword-nya adalah adanya perÂsatuan baik dari Palestina itu sendiri maupun dari OKI dalam mendukung penyelesaian masalah Palestina. Di dalam KTT ada 2 dokumen yang akan dihasilkan, yaitu satu berupa resolusi yang isinya political form dari para negara anggota OKI terhaÂdap isu Palestina, sementara itu kita juga siapkan deklarasi Jakarta, yang isinya adalah lebih kepada tindak lanjut resolusi. Kita akan berunding dengan negara anggota OKI untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatÂnya praktis. Yang dapat disepakati sebagai tindak lanjut dari KTT OKI nantinya,†tegas Retno.
Sejauh ini, sudah ada 49 negara yang mengkorfirmasi akan hadir ke KTT OKI di Jakarta. Sementara itu, total anggota OKI adalah 56 negara.
Terpisah, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan jajaÂrannya siap untuk mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam ( KTT OKI) ke-5. Pertahanan udara pun juga disiagakan.
“Pasukan pengamanan ini harus dimaksimalkan semaksimal mungÂkin untuk harga diri kita. Saya disini lakukan pengecekan mulai dari ring 1 paspampres, ring 2 dan ring 3 polÂri,†kata Gatot.
Panglima juga menÂgatakan pengamanan ini disiapkan untuk antisipasi kejahatan konvensional atau transnasional. Untuk itu pasukan pengamanan sudah disiapkan. “PasuÂkan-pasukan yang menyÂiapkan diri dari berbagai kemungkinan disiapkan. Mulai dari escape, peninÂdak dan pertahanan udara disiapkan. Setiap personel mereka tahu apa yang haÂrus dilakukan dan bertugas di mana, tanggal 3-4 Maret kita coba semuanya,†tanÂdas Gatot.
KTT OKI ke-5 akan diÂgelar di Jakarta ConvenÂtion Center (JCC), Jakarta Selatan. Ada tiga isu utama yang akan dibahas dalam KTT OKI tahun ini yaitu situasi kota suci Al-Quds yang tidak kunjung membaik, negosiasi konteks quarted terhenti sejak Mei 2015 dan isu soal Palestina.
Untuk pengamanan KTT OKI terseÂbut pasukan TNI yang akan disiagakan sebanyak 10.150 personel dari masing-masing satuan TNI. Seperti dari KoopsÂpam, Kosatgaspam, Satgaspamwil, KoÂdam Jaya, Kostrad, Kormar, Paskhas, Satgas Hanud, Satgas Passus TNI, SatÂgas Kodam II/Srw, Satgas Kodam III/Slw, standby force, Kostrad dan Polri.
(Yuska Apitya/net)