Mobil listrik tampakÂnya bakal menjadi pilihan penting dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan. Itu sebabnya, Pemerintah mengaÂjak para akademisi bertemu di Gedung Ali Wardana, Kemenko Perekonomian, Jakarta untuk membahas Peta Jalan Riset dan Pengembangan Kendaraan LisÂtrik.
Acara ini difasilitasi oleh Lembaga Pengelola Dana PenÂdidikan, Kementerian KeuanÂgan. Acara berlangsung dari pukul 15.00-17.00 WIB. Usai pertemuan, Staf Ahli MenÂteri Riset, Teknologi dan PendidiÂkan Tinggi, Agus Puji Prasetyono menjelaskan, pertemuan kali ini ingin mendorong agar mobil lisÂtrik yang dihasilkan bisa beroriÂtasi pasar.
“Kemenristek Dikti dinilai perlu support dan dorongan agar mobil listrik diwujudkan, kemuÂdian muncul kemandirian dan lahir mobil listrik yang bukan ecek-ecek atau tergantung sama negara lain,†kata Agus di KemenÂko Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Selain itu, Agus menjelaskan munculnya gagasan menghidupÂkan kembali proyek mobil listrik nasional pasca berhenti sejenak setelah pergantian pemerintahan.
 Alasannya, energi fosil makin lama makin terbatas sehingga harus ada solusi energi, salah satunya peÂmanfaatan energi listrik untuk mobil. Di lain pihak, dunia mendesak untuk pengembangan kendaraan yang meÂmakai energi ramah lingkungan.
“Isunya sekarang minyak terbaÂtas di alam, bahan bakar akan habis bila terus digali sehingga harus ada potensi energi alternatif yang dikemÂbangkan di antaranya mobil bahan bakar listrik,†tambahnya.
Hadir pada pertemuan, perÂwakilan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) serta perÂwakilan Kementerian Perindustrian.
Terkait dengan rencana pemerinÂtah mengembangkan mobil listrik, Gabungan Industri Kendaraan BerÂmotor Indonesia (Gaikindo) mengÂingatkan bahwa mobil listrik perlu sarana dan prasarana pendukung, terutama charging station (stasiun pengisian).
Pemerintah harus membangunÂnya jika serius mengembangkan mobil listrik. Tanpa charging station dalam jumlah memadai di lokasi strategis, masyarakat tidak akan berÂminat menggunakan mobil listrik. Bila masyarakat tidak tertarik, tentu industri juga tidak akan mengemÂbangkannya.
“Kalau charging station saja susah, nanti siapa yang mau beli moÂbil listrik? Di parkiran, di jalan, harus ada,†kata Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, beberapa waktu lalu.
Jongkie meminta pemerintah meÂnyiapkan segala sesuatunya dengan sabar, matang, dan terencana denÂgan baik agar pengembangan mobil listrik bisa berhasil.
“Kalau pemerintah mau kembangÂkan mobil listrik kita sambut baik. Tapi harus dipikirkan teknologi dan sarana prasarananya supaya berhaÂsil. Sepanjang itu ada pasti sukses,†pungkasnya.
Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meÂnyatakan bahwa kali ini mobil listrik akan dikembangkan dengan ‘cara berbeda’. Proyek mobil listrik tidak akan dikerjakan oleh pemerintah, dananya tidak berasal dari APBN. Pemerintah hanya akan menyiapkan insentif-insentif saja, pengembangan mobil listrik akan diserahkan kepada pihak swasta yang berminat.
“Kami akan mencoba dengan cara yang agak berbeda. Jadi buÂkan program pemerintah yang akan kami dorong, tetapi inisiatif swasta yang akan kita dorong di depan,†kata Dirjen Industri Logal, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, saat ditemui detikFiÂnance, pekan lalu. (Alfian Mujani)