Untitled-20GAGASAN Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama untuk menghapuskan BBM jenis Premium di Jakarta mulai dimatangkan oleh Pertamina dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ide Ahok ini bertujuan menekan angka polusi udara dan mensukseskan program konversi minyak ke Bahan Bakar Gas.

RISHAD NOVIANSYAH|YUSKA APITYA
[email protected]

Ahok mengklaim PT. Per­tamina (Persero) setuju atas usulannya untuk menghapus Premium di Ibu Kota. “Itu kan kita usul, tergantung ESDM (Kement­erian Energi dan Sumber Daya Min­eral). Kalau pertamina secara lisan dia setuju,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2016).

Menurut Ahok, Pertamina akan untung apabila tidak menyediakan pasokan Premium di Jakarta. Un­tung yang dimaksud mantan Bupati Belitung Timur ini adalah subsidi yang biasa diberikan pemerintah pusat ke BBM jenis premium. Ja­karta diketahui pengguna premium terbesar di Indonesia. “Pertamina senang dong dia untung (kalau pre­mium dihapus),” jelas Ahok.

Ahok menilai subsidi BBM yang dilakukan oleh pemerintah selama ini tidak tepat. Subsidi lebih tepat menurut Ahok apabila dialokasi­kan ke pembangunan infrastruktur, transportasi umum, subsidi kesehat­an dan pendidikan. “Ini ada bagian dari satu negara hemat karena tidak impor. Kedua mengurangi polusi. Ketiga memaksa yang naik motor pindah ke bus, bus kita tambah ter­us,” katanya.

Ahok juga mengaku kesal kepa­da pemilik angkutan umum seperti mikrolet yang sudah dari dahulu di­minta untuk beralih ke gas namun tak dilaksanakan. Menurut Ahok penggunaan bensin saat ini menye­babkan polusi.

“Tapi angkot dan mikrolet juga tidak fair. Saya sudah teriak teriak su­ruh ganti gas berapa lama? Tiga tahun lho. terus waktu itu dia bilang susah mengisi gas. Terus saya korbankan semua taman ada MRU (mobile refu­eling unit),” ujar Ahok. “Jadi nggak ada alasan. konventer dulu saya siap­kan konventer kit, Anda harus ganti gas saya bilang. Kalau masih bandel saya stop Premium,” sambungnya.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Tumis Buncis dan Wortel yang Renyah dan Sedap

Ahok juga mengaku, wacana penghapusan premium di Ibu Kota diungkapkannya agar angkutan umum di Ibu Kota beralih meng­gunakan Compressed Natural Gas (CNG) bagi angkutan umum terse­but. “Yang jadi masalah premium adalah soal mikrolet atau angkot. Makanya kami mau mendorong mer­eka dengan cara ini, supaya mereka mengganti CNG. Jadi dia mesti dipak­sa untuk masuk ke gas,” kata dia.

Menurut Ahok, selain ramah lingkungan, penggunaan CNG juga dirasa lebih murah. “Jadi jangan pakai premium dia. Kita harus mem­buat supaya tidak ada impor, hemat uang, pakai CNG saja,” imbuhnya.

Rencana penghapusan premi­um memang digeber sejak Febru­ari 2015 silam. Kala itu, Pertamina mengalami kerugian besar-besaran. Tercatat kerugian Pertamina kala itu mencapai Rp15,2 triliun.

Pertamina juga telah menyiap­kan BBM jenis baru pengganti pre­mium, yakni pertalite, disamping juga ada pertamax yang harganya kini juga telah ditekan miring.

Usul penghapusan Premium ini, disambut oleh Kementerian ESDM. Kemarin, Kementerian ESDM dan Pertamina serta pengusaha migas di Jabodetabek langsung menggelar rapat mendadak. “Masih pematan­gan. Yang jelas, usul Pak Ahok kami tampung. Rapat sudah dijadwalkan berkala,” ujar Direktur Jenderal Min­yak dan Gas Bumi I Gusti Nyoman Wiratmadja di DPR, Rabu (3/2/2016).

Menurut Wiratmadja, pengha­pusan Premium di suatu daerah bisa dilakukan karena menjadi otonomi pemerintah daerah. Apalagi Pre­mium bukan tergolong bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Kementerian akan melihat aspek untung-rugi penghapusan ini ter­hadap masyarakat. “Efek yang baru diidentifikasi adalah berkurangnya pilihan masyarakat terhadap BBM,” ujar Wiratmadja.

BACA JUGA :  Kamu Penderita Diabetes tapi Ingin Makanan Manis? Coba Japanese Vanilla Cake Roll Ini

Sementara, Kepala Badan Pen­gatur Hilir Migas Andi Noorsaman Sommeng mendukung rencana penghapusan Premium di DKI. Kebi­jakan itu bakal membuat polusi Ibu Kota berkurang karena BBM berka­dar oktan tidak digunakan.

Menurut Andi, BPH Migas tidak mempunyai kebijakan khusus ter­kait dengan penghapusan ini. Laran­gan sepenuhnya diatur oleh Pemda DKI melalui peraturan daerah. “Saya mendukung penghapusan penggu­naan Premium,” ujar Andi.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang men­gatakan kebijakan ini mampu meng­hemat anggaran Pertamina hingga 20 persen. Sebab, konsumsi Pre­mium tertinggi berada di wilayah Ja­bodetabek. Bambang memprediksi, migrasi besar-besaran akan terjadi dari Premium ke Pertamax. Pertam­ina berjanji bakal menyediakan Per­talite sebagai substitusi Premium.

Bogor Belum Siap

Soal ide penghapusan Premium ini, Walikota Bogor Bima Arya Sug­iarto, mengakui wilayahnya belum siap. “Masih banyak yang serba kekurangan. Masih dibutuhkan di Bogor. Mungkin solusi menekan po­lusi adalah konversi ke BBG. Kami sudah siapkan lahan baru untuk sta­siun BBG,” kata dia, kemarin malam.

Politikus PAN itu juga men­gatakan, pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan Pertamina un­tuk mematangkan pembangunan SPBG baru, selain di Jalan MA Sal­mun. “Saya punya mimpi, angkot di Bogor itu nantinya pakai BBG semuanya,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Himpu­nan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Bo­gor, Bahriun menyatakan, Bogor se­bagai penyangga ibukota harus siap menghadapi adanya pembludakan konsumen Premium. “Mau tidak mau, harus siap,” katanya.

Bahriun menambahkan, pi­haknya baru menggelar rapat den­gan Pertamina Retail Jakarta. Mer­eka diharuskan banyak menjual Pertamax Series dan Pertalite. “Ka­lau Pertamina Dex baru di Bogor banyaknya,” tandasnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================