Sebagai bekas ‘‘atlet‘‘ panjat pinang andalan RT, saya menganggap Agustus adalah bulan penuh kegairahan. BuÂlan ketika batang-batang pinang ditancapkan, dan di puncaknya hadiah digantungkan. Panjat pinang adalah lomba penuh sorÂak-sorai bagi kami, orang-orang kecil. Kontestasi untuk meraih kegembiraan bersama, jauh melampau nilai hadiah yang diÂgantung di puncak. Kegiatan yang jauh dari caci-maki, fitnah, dan manipulasi.
Langkah pertama dalam strategi panjat pinang adalah keseÂdiaan bercermin diri. Tiap anggota regu mesti memahami potensi dan kelemahan diri. Atlet bertuÂbuh gempal mesti ikhlas menemÂpatkan diri sebagai dasar supaya ia tidak menjadi beban pemain di bawahnya. Atlet berikutnya yang sedikit lebih kurus akan memanÂjat sambil bertumpu di pundak si gempal. Begitu seterusnya sampai pemain yang paling kecil dan kuÂrus. Enak dong pemain yang palÂing kurus karena dia yang akan meraih hadiah? Jangan khawatir, kami, para atlet panjat pinang selalu bersikap kesatria. Pemain teratas akan meraih hadiah kemuÂdian menjatuhkannya ke bawah untuk kemudian dikumpulkan dan dinikmati bersama.
Si gempal di bawah pun tidak pernah merasa khawatir bahwa sang peraih hadiah bakal berÂtindak licik menyimpan hadiah untuk dirinya. Adapun si kurus juga tak berat hati menjatuhkan hadiahnya ke bawah karena tak mungkin si gempal di bawah sana melarikannya. Panjat pinang juga bukan koalisi sarat kepentingan kelompok. Pembagian hadiah dalam panjat pinang tak berhubungan dengan besarnya kekuaÂtan atau kelincahan menggapai bingkisan. Hadiah dibagi sesuai kebutuhan, karena semua sadar soal sumbangsih tak ada yang layak mengklaim paling berjasa.
Karena kesadaran itulah kami lebih tanggap apa yang dibutuhÂkan sesama. Bingkisan tas sekolah tentu jadi milik dia yang anaknya hendak masuk sekolah. Bingkisan termos air panas untuk dia yang istrinya sebentar lagi melahirkan dan tentu sering butuh air panas. Dalam panjat pinang kami perÂcaya untuk saling menggantungÂkan harapan. Kami ikhlas bekerja keras karena tahu teman-teman kami yang lebih kuat, mendukung dengan sepenuh hati. Sementara yang di bawah rela berkorban menjadi tumpuan karena tahu haÂsil kerja keras tak hanya dinikmati di atas sana.
Sarat Pengajaran
Panjat pinang tidak hanya menjadi sumber kegembiraan. Ia juga sarat pengajaran. Dengan panjat pinang, kami tahu bahwa keikhlasan, keteguhan, dan keÂpercayaan adalah perpaduan unÂtuk menuai keberhasilan. Kami, para pemanjat kurus kecil berÂsemangat bekerja keras karena percaya pada dukungan kukuh sahabat-sahabat di bawah.
Sementara para sahabat yang berbadan gempal ikhlas melayani karena mereka sudah tahu bahwa hasil kerja keras ini adalah miÂlik bersama. Bahwa para peraih hadiah di atas tak akan pernah melupakan dukungan yang di bawah. Dalam hidup bangsa yang penuh karut-marut ini para bekas ‘‘atlet‘‘ panjat pinang selayaknyÂalah terus menyalakan semangat.
Banyak kekecewaan kami rasakan, banyak pengkhianatan kami saksikan, namun kami tak pernah hilang harapan dan keÂpercayaan. Bisa jadi kepercayaan kami telah dimanfaatkan, atau malah disalahgunakan. Wahai para penguasa, sesungguhnya kami sudah memiliki pelajaran bagaimana harus hidup berÂbangsa. Maka janganlah kalian merusaknya dengan mencerai-beraikan kami dalam kotak-kotak kepentingan. Janganlah membuÂjuk-bujuk kami untuk menggadaiÂkan harapan demi kursi kalian.
Bahkan, jika ada waktu, suÂdilah berpanjat pinang bersama kami supaya Anda juga bisa belaÂjar. Belajar tentang keikhlasan dan pengorbanan, termasuk mengeÂnai kepercayaan dan pelayanan, dan terutama belajar memeluk teguh batang pinang penopang harapan: Pancasila. (*)
Saya tidak tahu bagaimana artikel saya ini bisa muncul di web ini dengan ilustrasi wajah yang tidak saya kenal. Untuk konfirmasi silahkan hubungi 085723120871