TERNYATA masih banyak pengusaha baru yang belum tahu tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Mereka banyak yang tak tahu meski bunga kalau KUR cukup rendah, yakni 9%. Ini lan taran informasinya belum tersebar kepada pengusaha baru.
Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]
Demikianlah diungÂkapkan oleh Ketua Dewan PertimbanÂgan Presiden, Sri Adiningsih di sela-sela kunjungan pada pameran UMKM di Gedung Smesco, JakarÂta Selatan, Minggu (24/1/2015).
“Masalahnya begini, seringÂkali pengusaha baru juga kelompok-kelompok asosiasi, belum tahu sehingga belum memanfaatkan dengan baik fasilitas, program atau duÂkungan yang disediakan oleh pemerintah,†ujar pakar ekoÂnomi dari UGM ini.
Ia menyarankan agar pemerÂintah terus meningkatkan sosiaÂlisasi kepada pengusaha pemuÂla, khususnya yang bergerak di ekonomi kreatif. Kelompok ini tersebar di berbagai daerah dengan informasi yang terbaÂtas, sementara mereka sangat perlu bantuan pembiayaan. “Tentu saja pemerintah, khuÂsusnya Kementerian Koperasi dan UKM harus bisa menjangÂkau, terutama yang kreatif ini,†imbuh Sri.
Di samping itu, Sri menjelasÂkan pengurusan badan hukum usaha hingga hak paten. MenuÂrut Sri, fasilitas tersebut sudah digratiskan oleh pemerintah namun sosialisasinya masih sangat kurang.
“Untuk notaris pendaftaran gratis, bahkan untuk hak patÂen dibantu. Banyak program UMKM, selain bunga murah dan support lainnya banyak sekali,†jelasnya.
Dana yang disediakan taÂhun ini untuk penyaluran KUR adalah Rp 100 triliun namun bila pemintaannya tinggi, maka pembiayaan akan bisa ditingÂkatkan menjadi Rp 120 triliun.
“Cobalah datang ke KemenÂterian Koperasi dan UKM yang sekarang ini banyak sekali proyek agar bisa dimanfaatkan. Sayang sekali kalau tidak bisa digunakan. Itu bukan hanya unÂtuk UMKM tapi pada orang yang sekarang menjadi pengusaha serta ingin berkembang dan produksi,†pungkasnya.
Jangan Ragu Usaha
Sri Adiningsih, menilai maÂsyarakat tidak perlu lagi ragu untuk memulai usaha. Bila memiliki produk yang dihasilÂkan menarik dan memiliki niÂlai jual, maka permodalan bisa dibantu melalui KUR. “KUR itu kalau dilihat bunganya tuÂrun jadi 9%, tentu saja dengan bunga di bawah bunga pasar,†ungkapnya.
Dana yang disediakan pemerintah untuk penyaluran KUR adalah Rp 100 triliun, namun bisa dinaikkan hingga Rp 120 triliun bila permintaan kredit meningkat. Penyaluran akan dilakukan oleh perbankÂan BUMN serta perbankan yang ditunjuk lainnya.
Syarat untuk mendapatÂkan KUR juga lebih sederhana dibandingkan sebelumnya. Usaha mikro dengan usulan kredit di bawah Rp 25 juta maka syaratnya adalah indiÂvidu dengan usaha produktif, telah aktif selama 6 bulan, dan tidak sedang menerima kredit dari perbankan kecuali yang bersifat konsumtif.
Sementara ritel, dengan beÂsaran Rp 25 juta – Rp 500 juta, hanya perlu menambahkan syarat kepemilikan Ijin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) atau surat ijin usaha lainnya yang dapat dipersamakan.
Sri menilai, bunga yang rendah juga mampu membuat produksi nantinya bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Artinya, produk lokal mampu bersaing sekalipun dengan produk-produk impor.
“Karena dengan bunga rendah itu disubsidi negara untuk membantu UMKM seÂhingga mereka punya daya saing tinggi serta mencipÂtakan produk kreatif dan berkembang agar bisa komÂpetitif,†terang Sri.
Bagi pengusaha yang berÂorientasi ekspor, juga diseÂdiakan pendanaan khusus. Ini bisa didapatkan pada LembaÂga Pembiayaan Ekspor IndoÂnesia (LPEI).
(dtc)