BOGOR, TODAY — KementÂerian Perhubungan umumkan rencana penutupan Stasiun Cikini, Jalan Cikini Raya, MenÂteng, Jakarta Pusat. Dengan penutupan ini, mulai Januari 2016 tidak akan ada lagi staÂsiun pemberangkatan dan keÂdatangan penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line di sini.
“Nantinya, kereta tidak berhenti di Stasiun Cikini, tetapi hanya melintas seperti di Stasiun Gambir. Ini masih dikaji lagi,†ungkap Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto DwiÂatmoko, Rabu (9/9/2015).
Jumlah penumpang yang naik dan turun di Stasiun CiÂkini mencapai 13.000 orang setiap hari. Stasiun ini juga kerap dijadikan warga Bogor sebagai transit menuju tempat kerja setiap harinya dari dan menuju ke kaÂwasan Istana Kepresidenan dan kaÂwasan Thamrin.
Kabar inipun membuat warga BoÂgor sedikit kecewa. “Waduh, harus turun Manggarai kalau begitu. Agak repot juga,†kata Rizky Syahputera(26), warga TanahÂsareal, Kota Bogor, yang sehari-harinya bekerja di Indosat Jakarta, Rabu (9/9/2015).
Sejumlah sopir Metromini P-17 juruÂsan Senen-Manggarai mengakui kabar rencana penutupan Stasiun Cikini itu sudah beredar sejak pekan lalu. Yusuf (43), sopir Metromini P-17 dan teman-teman sopir serta kernet gelisah jika kebijakan penutupan Stasiun Cikini terÂjadi. Hal itu akan berdampak terhadap pendapatan sopir Metromini, termasuk pengojek sepeda motor.“Saya dengar info rencana penutupan stasiun sejak pekan lalu. Kalau benar bakal ditutup, ya kami bakal selalu nombok setoran,†katanya mengeluh.
Ia menyebutkan, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) menutup Stasiun Cikini karena stasiun ini akan dijadikan kantor PT KAI secara penuh, terutama Daerah Operasi (Daop) I Jakarta. Selain itu, kawasan Cikini semakin hari kian semrawut dan menimbulkan kemacÂetan. Itu karena banyak angkutan umum seperti Metromini serta Kopaja dan penÂgojek sepeda motor yang mengetem di sana.“Alasan macet sangat tidak tepat. Sopir Metromini mengangkut penumpÂang dari stasiun hanya pukul 07.00-14.00 WIB. Di atas jam segitu, penumpang yang turun dari sana sudah banyak yang langÂsung menuju Stasiun Bogor,†katanya.
Hal senada dilontarkan Mamat (60) pengojek sepeda motor di depan StaÂsiun Cikini. Menurutnya, selama ini pengojek sepeda motor sudah tertib. Itu juga sudah menjadi kesepakatan di antara pengojek sepeda motor. “Saya dengar juga ini stasiun mau ditutup. Kabarnya, awal Januari tahun depan. Jika benar, ya paling saya pindah mangÂkal di Stasiun Manggarai atau GondangÂdia. Tapi, itu pasti muncul masalah denÂgan pengojek sepeda motor di kedua stasiun itu,†tuturnya.
Oji Hadiar (47), karyawan swasta asal Bogor juga menyayangkan jika Stasiun Cikini benar-benar ditutup dan fungsinya seperti Stasiun Gambir. Ia memastikan karyawan yang banyak berkantor di seputaran Menteng dan Thamrin bakal kesulitan menjangkau lokasi pekerjaan. “Kenapa sih ditutup? Sayang sekali kalau memang mau dituÂtup. Harusnya PT KAI mengkaji terlebih dahulu dampak penutupan stasiun. Apalagi, saya berkantor di seputaran Raden Saleh. Paling dekat ya, turun di Stasiun Cikini,†ujarnya.
Kepala Humas PT KAI Daop I JaÂkarta, Bambang Setiyo Prayitno, belum bisa memastikan penutupan tersebut. Pihaknya hingga kini belum menerima surat tembusan terkait penutupan StaÂsiun Cikini. PT KAI justru akan memÂperbanyak stasiun, bukan mengurangi. “Mengenai rencana penataan stasiun, itu benar. Kalau soal penutupan Cikini, saya belum bisa pastikan. Apalagi, dari Stasiun Cikini jumlah penumpang bisa mencapai 13.000 orang per hari,†katÂanya.
(Yuska Apitya Aji)