Penataan Transportasi Kurang Berhasil

BOGOR TODAY – Kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sampai dengan saat ini, banyak kalangan menilai  kurang berhasil. Menurut Wali Kota Bogor Bima Arya, bahwa penilaian tersebut dianggap wajar. Sebab kota Bogor memiliki 6 program skala prioritas yaitu penataan transportasi, penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), Pengelolaan Sampah, penataan ruang terbuka hijau, Pengentasan Kemiskinan dan Reformasi Birokrasi.

Memang Isu utama yang menjadi perhatian warga Kota Bogor adalah masalah penataan transportasi, apapun yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor ,  selama masalah kesemerawutan lalu lintas  terutama angkutan kota (angkot) belum dapat diselesaikan, maka Pemkot Bogor dianggap belum bekerja serius.

Penataan Transportasi bagi Kota Bogor menghadapi tantangan yang sangat serius,  menurut data pertumbuhan kendaraan sebesar 4 persen, hal ini  tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan yang hanya 0,1 persen.  Sebanyak 800  unit motor baru dan 200  unit mobil baru masuk ke Kota Bogor setiap tahun. Selain itu setiap hari ada sekitar 600 ribu orang pengguna Commuter Line pulang pergi Jakarta-Bogor,  ditambah saat weekend ada sekitar 300 ribu orang berkunjung ke Kota ini. Dan yang lebih menyedihkan lagi Kota yang dulu dikenal sebagai Buitenzorg ini, tidak memiliki areal parkir yang memadai.

BACA JUGA :  Pasangan Jaro Ade - Anang Hermansyah Berpeluang Maju di Pilbup Bogor 2024

Pemerintah Kota Bogor sejak 2016 silam telah menetapkan penataan transportasi sebagai prioritas utama penanganannya, dari enam prioritas utama yang di tentukan.  Pada 2015, blue print penataan transportasi Kota Bogor  tertuang dalam konsep Bogor Transportation Program atau B-Top.  B-Top ini dibuat untuk menjadi arahan atau pedoman dalam pengembangan strategis  transportasi sampai kurun waktu 2031, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor 2011-2031. Pembuatannya juga disesuaikan dengan regulasi terkait lalu lintas dan angkutan publik yang berlaku nasional.

Setelah 2016 berlalu dan kini pertengahan 2019, tampaknya belum terlihat tanda-tanda menggembirakan dalam urusan transportasi publik. Keberadaan angkutan kota (angkot) masih semrawut. Bus transpakuan (TP) yang dikelola Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) mati suri. Padahal, dalam B-Top, ditetapkan angkutan utama di jalur utama dalam kota adalah angkutan massal, yaitu Trans Pakuan .

BACA JUGA :  Kecelakaan Truk Trailer di Surabaya Lindas Suami Istri Hingga Tewas

“Nampaknya Pemkot Bogor setengah hati dalam pembenahan transportasi di Kota ini. Jika sudah ditetapkan menjadi prioritas utama sudah seharusnya segala upaya dikerahkan,” kata Sekretaris Fraksi Partai PDI Perjuangan Hj.R.Laniasari.

Penataan angkutan umum di Kota Bogor, sambungnya,  dinilai tidak fokus dan terlalu banyak program baru mulai dari rerouting trayek, konversi angkutan perkotaan, bus wisata, angkot modern, hingga peluncuran bus sekolah.  Hampir semua program khususnya penataan angkot sampai moda transportasi massal tidak maksimal. Bahkan, ada beberapa program transportasi tak berjalan.

============================================================
============================================================
============================================================