Berdasarkan penelitian, seseorang yang selingkuh ternyata juga dipengaruhi oleh faktor DNA. Hasilnya, sekitar 50 persen individu yang memiliki tipe gen alel panjang mengaku pernah berselingkuh, sementara mereka yang memiliki gen alel pendek sebanyak 22 persen mengaku pernah berselingkuh.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Tak terhitung beraÂÂpa banyak hubunÂÂgan pernikahan atau asmara yang hancur karena perselingkuhan. Meski begitu, tetap saja banyak orang yang sulit untuk tetap mempertahÂÂankan komitmen kesetiaannya.
Peneliti seks Share Hite dalam The Hite Report menÂÂgungkapkan, sebanyak 70 persÂÂen perempuan menikah dan 72 persen laki-laki yang sudah menikah pernah berselingkuh. Mungkin sulit dipahami mengapa seseorang berÂÂselingkuh meski sudah menikah. BerÂÂdasarkan penelitian, seseorang yang selingkuh ternyata juga dipengaruhi oleh faktor DNA. Peneliti membaca kode genetik pada reseptor dopamin atau hormon bahagia para responÂÂden.
Hasilnya, sekitar 50 persen indiÂÂvidu yang memiliki tipe gen alel panÂÂjang mengaku pernah berselingkuh, sementara mereka yang memiliki gen alel pendek sebanyak 22 persen menÂÂgaku pernah berselingkuh.
Pembacaan gen ini juga bisa menunjukkan apakah seseorang memiliki perilaku berisiko, seperti menggunakan obat-obatan terlarang. Hormon lain yang berkaitan dengan perselingkuhan, yaitu vasopressin. Hormon ini dilepaskan ketika ada kontak fisik dengan orang lain yang berkaitan dengan sosial.
Akan tetapi, faktor genetik ini dinilai bukan menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan seseorang berselingkuh. Menurut peneliti dalam video The Science of Cheating, selingkuh bukan hanya disebabkan faktor gen, melainkan juga dipicu maÂÂsalah keuangan, emosional, dan terÂÂlalu banyak minum alkohol. Di sampÂÂing pengaruh gen, menurut peneliti, hal yang utama adalah bagimana seÂÂseorang bisa mengontrol perilakunya dan memutuskan untuk tetap setia dengan pasangan atau tidak.