2015_10_22-15_59_16_e18e0b754a4d9291cecc46d4810788b5PT Pertamina (Persero) berencana melebarkan sayap bisnis rumah sakit di bawah kelolaan PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) hingga ke Arab Saudi. Rumah sakit di negara tersebut nantinya akan fokus melayani para jemaah haji dan umroh asal Indonesia yang terus meningkat tiap tahun.

Oleh : Yuska Apitya
[email protected]

Di re k t u r Utama Per­tamina, Dwi Soetjipto, men­gatakan peluang bisnis rumah sakit di Arab Saudi sangat prospektif, mengingat banyak sekali penduduk Indo­nesia yang melakukan dua kegiatan keagaa­man tersebut.

Menurut data Kementerian Agama, jumlah jemaah haji asal Indonesia pada 2015 sebesar 155.200 orang. An­gka itu terus bertambah dibanding tahun sebelumnya sebesar 154.467 orang. “Kami mau mencari pasar karena banyak penduduk

Indonesia ke sana setiap tahunnya. Kami mau cari peluang, kalau misal­kan jasa rumah sakit di sana kurang bisa menangani pasien asal Indone­sia kami bersedia mau masuk. Bagi kami yang penting adalah market-nya,” jelas Dwi di Jakarta, Senin (23/5/2016).

Selain diperuntukkan bagi je­maah haji dan umrah asal Indonesia, rumah sakit ini juga dibuka untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mencari nafkah di sana. Menurut data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indo­nesia (BNP2TKI), jumlah TKI di Arab Saudi mencapai 23 ribu orang atau menurun dibandingkan tahun sebe­lumnya sebesar 44.325 orang.

BACA JUGA :  Resep Membuat Sambal Ikan Sepat Cabe Hijau yang Mantul

Kendati sudah merencanakan aksi korporasi itu, namun Dwi belum tahu berapa angka investasi yang dibutuhkan. “Saat ini investasinya tengah dihitung,” jelasnya.

Menyambung pernyataan Dwi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said men­gatakan ekspansi ini merupakan hasil pembicaraan intensif kedua negara sejak September 2015. Se­bagai menteri yang ditunjuk Pres­iden Joko Widodo ( Jokowi) untuk menangani investasi dari dan menu­ju Timur Tengah, ia mengatakan akan terus mengawal investasi ini agar cepat teralisasi. “Bahkan ren­cananya Menteri Kesehatan Indo­nesia akan signing nota kesepaha­man dengan Menteri Kesehatan di sana. Karena selain rumah sakit, ternyata kami juga diberi kesempa­tan untuk masuk ke bisnis farmasi juga,” jelasnya di lokasi yang sama. Melihat laporan keuangan Pertamina pada 2014, jasa kesehat­an dan rumah sakit menyumbang pendapatan sebesar US$71,82 juta atau menurun 14,04 persen diband­ingkan tahun sebelumnya sebesar US$83,56 juta.

Selain membangun rumah sakit, PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco juga resmi menandatan­gani kontrak pengadaan konstruksi proyek perluasan kilang di Cilacap, Jawa Tengah. Kedua perusahaan sepakat menunjuk Amec Foster Wheeler Energy Ltd sebagai kontrak­tor pengadaan konstruksi atau Engi­neering Procurement and Construc­tion (EPC).

BACA JUGA :  Resep Membuat Tumis Buncis Ayam Pedas untuk Menu Makan Siang yang Sedap

Dwi Soetjipto mengatakan penandatanganan ini merupakan kelanjutan dari Head of Agree­ment (HoA) yang ditandatangani pada November 2015. Dengan sele­sainya kontrak ini, ujarnya, maka pengerjaan EPC bisa dimulai pada 2019 dan selesai pada 2022. “Ini merupakan tekad kami dengan Sau­di Aramco dan untuk mengembang­kan kilang-kilang terbaik di dunia. Nanti kami akan hasilkan produk yang efisien dan akan disambung­kan ke industri petrokimia,” jelas Dwi di Jakarta, Senin (23/5).

Ia melanjutkan, kontraktor akan melakukan pekerjaan dasar selama delapan hingga sembilan bulan ke depan dan diharapkan Front End Engineering Design (FEED) tun­tas pada 2018. Proses ini, jelasnya, merupakan bagian dari investasi ren­cana perluasan kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yang ditaksir mencapai US$ 5 miliar.

“Sekira bulan Oktober 2018 mendatang sudah bisa dilakukan pengerjaan fisik. Dan nanti di tahun ini kami bisa selesaikan penyusunan perusahaan patungan dengan Saudi Aramco,” terangnya.

============================================================
============================================================
============================================================