JAKARTA, Today – Vakumnya aktiviÂtas sepakbola di Indonesia sejak PSSI dibekukan mulai menimbulkan kejenuÂhan di kalangan pemain. Ini cara seÂjumlah pemain untuk mengisi hari-hari sepinya ini.
“Kalau saya, belum dapat pekerjaan utama jadi ya di rumah saja. Saya pilih pertandingan tarkam. Lumayan untuk mengisi waktu dan mengisi dompet,†seloroh gelandang PSM Makassar, RaÂsyid Bakri, Jumat (5/6).
Ditanya seberapa besar uang yang bisa didapatkan dari lapangan tarkam, ia hanya menjawab “Buat beli-beli pulsa lah, sama makan sehari-hari.”
Sejak Mempora membekukan PSSI dan kompetisi dihentikan, mayoritas klub meliburkan para pemainnya denÂgan alasan ekonomi.
Sebab, tidak ada pertandingan beÂrarti tidak ada pemasukan dari tiket dan juga sponsor, sedangkan mereka tetap harus mengeluarkan biaya operasional.
“Kalau tarkam sih ada aja yang nawaÂrin. Tapi kalau ikutan, tidak lah. Untuk jaga kondisi paling latihan sendiri saja,†ungkap bek Persib Bandung, Achmad Jufriyanto.
Sementara itu, pemain Persipura Jayapura, Roni Esar Feliks Beroperay, sedang bersiap mencari pekerjaan baru apabila dia dan rekan-rekan setimnya harus “berhenti” jadi pemain, setelah hari ini manajemen Persipura menguÂmumkan membubarkan skuat “Mutiara Hitam” di musim ini.
“Sementara saya di rumah saja, samÂbil menunggu ada tes pegawai atau lainÂnya. Saya juga lagi urus-urus berkas unÂtuk tes pekerjaan, seperti di bank atau lainnya,†ucap pemain berusia 23 tahun itu.
Hingga saat ini memang belum ada kejelasan kapan sepakbola Indonesia bergeliat lagi. PSSI masih ngotot untuk mempertahankan diri, sedangkan Tim Transisi bentukan Kemenpora juga beÂlum membuat langkah-langkah teroboÂsan yang berarti.
“Harapan pemain cuma ingin ada kompetisi, Indonesia bebas dari sanksi FIFA. Karena sepakbola itu pekerjaan kami,†tukas Rasyid.
(Imam/net)