Untitled-9Di Kabupaten Bogor ternyata ada juga pondok pesantren (Ponpes) yang san­gat keren. Model pendidikannya sangat mod­ern, tentu dengan pelajaran Agama Islam yang dominan. Bahasa pengantarnya menggu­nakan dua bahasa asing yakni Bahasa Arab dan Bahasa Ing­gris. Tentu, Bahasa Indonesia tetap digunakan.

RICKY ISKANDAR
[email protected]

‘’Mereka datang dari berb­agai daerah di Indonesia. Jadi, tak semua santriwan santri­wati di sini mengerti bahasa dan kebudayaan Sunda,’’ ujar Pendiri dan Pengasuh Ponpes Darussalam KH Mu’tashim Bil­lah dalam acara penanaman pohon di komplek Ponpes Da­russalam, Kampung Padasuka, Desa Pagelaran, Ciomas, Kabu­paten Bogor, Jumat (6/5/2016). Para santri tinggal di pondok yang dibangus di kawasan sel­uas 1,3 hektare itu.

Yang menarik, di Ponpes Darussalam, mulai dari para santri, ustadz, hingga Kiai Mu’tashim memiliki pemiki­ran yang sangat maju tentang pohon dan lingkungan hidup. ‘’Menanam pohon ini merupak­an ibadah yang luar biasa,’’ ujar kiai berpenampilan unik ini.

Menurut kiai yang tak selalu bersarung dan bersorban ini, menanam pohon dikatakan se­bagai salah satu ibadah mulia, lantaran yang menikmati hasil dari pohon itu sendiri belum tentu orang yang menanam. ‘’Pohon yang kita tanam hari ini, yang menikmati nanti adalah generasi mendatang,’’ katanya.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Menang Tipis 0-1 Lawan Australia

Lantas Kiai Mu’tashim berkisah tentang sikap opti­misme di balik kegiatan mena­nam pohon. Suatu hari, kat­anya, ada seorang kakek yang sangat tekun menanam aneka jenis pohon. Lantas, si kakek tua renta ini ditanya, ‘’Wahai kakek, buat apa kakek mena­nam pohon, bukankah umur kakek sudah sangat tua?’’ Ka­kek bijak ini menjawab, ‘’Po­hon yang aku tanam hari ini, kelak akan dinikmati hasilnya oleh anak cucu kita nanti. Oleh generasi mendatang.’’

Begitulah agama menga­jarkan bagaimana kita harus bersikap optimis atas apa yang kita kerjakan. ‘’Sekalipun be­sok kiamat akan tiba, hari ini kita tetap harus menanam po­hon,’’ katanya.

Pemahaman para santri yang luar biasa tentang pentingnya menanam pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan alam, melahirkan kreatifitas yang sangat spon­tan. Alvin, misalnya, seorang santri yang diminta membuat yel-yel, langsung memimpin te­man-temannya dan menghasil­kan yel-yel Bogor Hejo dengan gaya hiphop dan menghasilkan irama yang enak didengar.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Ingatkan PPPK untuk Melayani Masyarakat Kabupaten Bogor Secara Optimal

Karena para santri ini me­miliki pengetahuan yang san­gat bagus tentang nama-nama pohon, maka edukasi pohon lewat kuis yang dipandu Ama­lia Dian Puspitasari alias Amel pun lebih banyak berkaitan dengan fungsi dan manfaat dari pohon bagi kehidupan.

Untuk merangsang kreati­fitas sekaligus menghibur para santri, Amel juga meminta sejumlah santri untuk mera­yunya dengan menggunakan kata pohon dan payung. Hasil­nya luar biasa. Selain berhasil mengekspresikan kreatifitas, juga membuat seluruh peserta acara menanam pohon ter­tawa ger-geran, termasuk Kiai Mu’tashim.

Sejumlah hadiah berupa be­ras lima kiloan, paket sembako dari Yayasan Indera Surya, dan payung dari Linda Kristanti Nussy SH (BRI Dewi Sartika) diberikan kepada para santri kreatif. Se­mentara pohon yang ditanam sebanyak 20 pohon merupakan sumbangan dari BLH Kabupaten Bogor. ‘’Untuk penanaman pohon di kawasan Kabupaten Bogor memang kita lakukan bersama BLH Kabupaten, selain dengan RAPI, dan alumni Fahu­tan IPB,’’ kata Pemimpin Redaksi Surat Kabar Harian Bogor Today Alfian Mujani. (*)

============================================================
============================================================
============================================================