BANDUNG TODAY- Polda Jawa Barat terus menelusuri penyebab kerusakan lingkungan di hulu Sungai Cimanuk, yang memicu banjir bandang di Garut. Fakta-fakta temuan lapangan mulai dari kerusakan hutan sedang diusut.

“Kita kejar ke arah sana dulu yah anggota disebar untuk menelusuri hal itu. Ada satu fakta yang kita temukan dimana kawasan hutan yang digunakan tidak semestinya. Ada lingkungan yang rusak dan ada biaya yang keluar di situ yang mungkin mengarah kepada korupsi,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Barat Kombes Ama Kliment Dwikorjanto saat ditemui di Gedung Sate usai mengikuti rakor Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Jawa Barat, Selasa (4/10/2016).

Kombes Kliment mengatakan, ada 4 wilayah bagian hulu Sungai Cimanuk yang terindikasi rusak akibat alih fungsi lahan. Wilayah tersebut yakni Gunung Papandayan, perkebunan teh di wilayah Pamagetan, Cikajang, wilayah RPH Mandalagiri, dan Pasirwangi Kecamatan Samarang salah satu kawasan pegunungan Darajat.

BACA JUGA :  Polisi Ungkap Angka Kecelakaan Tahun Ini Menurun 18 Persen

Kliment juga menyebut adanya beberapa kawasan wisata yang berdiri di sekitar wilayah hulu sungai Cimanuk. Tentu saja dengan izin yang diduga memenuhi unsur pelanggaran.

Namun Kliment belum dapat merinci jumlah kawasan wisata yang berdiri di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk.  “Nanti tunggu kami akan rapatkan dulu soal ini baru kita publish ke media,” lanjutnya.

Pihaknya akan meninjau kembali izin pendirian kawasan wisata yang menyebabkan rusaknya lingkungan. Jajaran Krimsus ingin memastikan terlebih dahulu mekanisme pendirian kawasan wisata dan keluarnya izin.  “Kita lihat wisata itu izinnya bagaimana nanti proses izinnya bagaimana, karena kalau ada pelanggaran izin siapa yang membuat itu sesuai tidak kalau itu ada yang melanggar sudah pasti memenuhi unsur hukum,” kata dia.

BACA JUGA :  Kebakaran Hanguskan Bus Pahala Kencana di Tol Jambang

Sementara itu, untuk titik koordinat area kerusakan lingkungan yang terjadi di hulu sungai, Kliment tidak bisa memastikannya karena tim yang diterjunkan langsung mendatangi lokasi yang diduga rusak oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.  “Kalau titik koordinat itu masih belum ada yang jelas anggota kita sebar untuk langsung datang lokasi yang memang ada indikasi kerusakan lingkungan,” ujar Kliment.(Yuska Apitya/dtk)

============================================================
============================================================
============================================================