BOGOR TODAY – Rapor merah wajib diberikan untuk polisi di Bogor. Mereka lamban menanÂgani kasus penganiayaan terhaÂdap Kepala SMK Global NusanÂtara, Assyuro, yang hingga kini masih sekarat di RSUD Kota BoÂgor. Padahal, bukti keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian suÂdah jelas mengarah bahwa penÂganiaya korban adalah oknum sopir SD Budi Mulya Kota Bogor.
Kanit Reskrim Polsek Bogor Utara, AKP Bambang Gunadi, membantah, jika pihaknya lamÂban bergerak. Menurutnya, p masih menunggu hasil visum dari rumah sakit tempat korÂban memeriksa. “Kami masih menunggu visum dari rumah sakit azra karena korban periksa visum disana,†ujarnya
Bambang juga menambahÂkan sudah banyak saksi-saksi yang diperiksa pihaknya hanya tinggal visum untuk menguatÂkan. “Kami sudah periksa 7 orang untuk memberikan kesÂaksian terkait penganiayaan ibu Asyuro,†bebernya.
Lebih lanjut, mengenai adÂanya dugaan intervensi dari kalangan atas pihak kepolisian pihaknya tidak mau berkomenÂtar banyak. “Kalau orang kenal sama orang itu hal biasa kita enggak bisa melarang, yang penting kasus ini tidak terpenÂgaruh oleh hal itu. Dan pemerÂiksaan akan terus berjalan sebÂagaimana mestinya,†lanjutnya.
Pelaku penganiayaan dikÂetahui bernama Dedi Setiawan, supir jemputan sekolah milik perorangan yang biasa menganÂtarkan sejumlah siswa SD Budi Mulya Bogor. “Iya memang ada yang namanya Dedi, tapi dia hanya supir diluar, tidak ada hubunganya dengan kami,†bantah Kepala Sekolah SMA Budi Mulya, Cecilia Monica HenÂdrawati, kemarin. “Kami tidak punya mobil dan sopir, itu supir antar jemput yang diantaranya ke sekolah Budi Mulya,†kata dia. “Itu kaitannya sama yang puÂnya mobil, saya tidak tahu, kalau SMA tidak tahu menahu,†tanÂdasnya.
(Guntur Eko Wicaksono)