TAK selamanya yang terpilih adalah yang terÂbaik. Semua tergantung pada siapa yang meÂmilih, cara apa yang diÂgunakan untuk memilih dan beberapa faktor lainnya yang berada di balik proses pilih memilÂih itu. Juga tak selamanÂya yang tak terpilih itu bukan yang terbaik. Bisa jadi ketidakterpilihanÂnya itu adalah karena hikmah dan rahasia terÂindah yang belum diketahui.
Tugas manusia adalah berdoa dan beruÂsaha untuk menjadi yang terbaik dan memÂpersembahkan yang terbaik. Terpilih atau tidak, lulus atau tidak, diterima atau tidak hanyalah urusan cerita pengantar menuju kiÂsah hidup yang sesungguhnya. Tak perlu sakit hati dengan takdir karena hanya akan memÂperpanjang kisah duka.
Tak dipungkiri bahwa tak sesuainya haraÂpan, impian dan kenyataan adalah menyakÂitkan dan mengecewakan. Namun cobalah untuk tersenyum dan berbisik kepada hati sendiri: “Jangan-jangan ini adalah cara AlÂlah untuk mengantarkan saya ke empat yang lebih baik.†Inilah yang disebut dengan baik sangka kepada Allah. Adakah yang lebih positif dari sikap berprasangka positif pada takdir Allah.